Waktu kursus Bahasa Inggris dengan pengajar native speakers LCP kurang lebih sepuluh tahun lalu, saya dan teman-teman sekelas sering diberi game menarik. Salah satunya, soal-soal TOEFL dicopy, dipotong-potong, terus digunakan untuk cepet-cepetan mencari jawaban yang betul. Biasanya kelas dibagi menjadi dua grup yang bersaing dan pertandingan terdiri dari beberapa ronde. Ronde pertama mengadu dua orang paling jago dari kelompok pertama dan kedua. Ronde kedua mengadu orang kedua terbaik dari kedua regu. Begitu seterusnya hingga semuanya dapat giliran.
Cara belajar seperti itu cukup menyenangkan sekaligus efektif. Ketika soal dibuka, kedua jago (banyak betina juga sih) secepatnya memutar otak. Kalau kelamaan, teman-teman di masing-masing grup mulai ikut campur karena soal dikasih tahu juga ke mereka. Jangan pilih A atau jangan B, demikian teriakan mereka. Karena bicara di kelas harus dalam Bahasa Inggris (kelas kami terdiri bukan hanya peserta dari Indonesia), teman-teman berteriak, "Don't A, don't B." Curtis pengajar kami sambil ketawa jenaka berkata, "Dasar siswa Indonesia!" Nampak betul dia sudah sering mengalami lelucon seperti itu. Bagi dia, itu lelucon, tapi kami tetep aja PD. Akhirnya Curtis ngasih tahu juga kalau mau, gunakan not A or not B. Kalau bener-bener ngebet mau menggunakan don't, begini yang bener: don't choose A or B, etc.
Lain lagi waktu SMP. Saya buat karangan mengenai hobi saya main catur. Waktu itu, lagi suka-sukanya dengerin lagu Michael Jackson... She was more like Billy Jean... nenena nena... Pas disuruh bacain di depan kelas oleh Pak Abubakar, guru Bahasa Inggris senior di SMP Negeri 3 Palembang masa awal sampai pertengahan 80-an itu, PD aja saya. Satu kesalahan yang diberitahu oleh beliau yang bijak adalah membaca chess jangan seperti cheese, tapi ces biasa aja. Yang nggak dikasih tahunya adalah penggunaan was more like itu loh. Jadinya yang saya maksud adalah saya sangat suka catur terdengar di kuping yang ngerti menjadi saya sangat seperti catur. Hehehe, not bad kata Pak Abubakar.
Nah, kalau yang terakhir ini adalah dialog antara dua sepupu ABG baru-baru ini. Mereka lagi belagak berbahasa Inggris. Kata yang digunakan adalah help. Sepenggal dialog yang saya dengar:
Sepupu 1: help we, help we...
Sepupu 2: ganjil, masak help I, help I.
Sepupu 1: oh, iya.
Ringan aja keduanya.
Pelajaran moral yang dapat saya petik adalah: belajarlah lebih dini. Kesalahan konyol yang kita bikin waktu SD dan SMP nggak akan bikin malu. Jangan sampai kesalahan dilakukan setelah jadi pejabat, di ruang publik lagi. Lihat posting terkait sebelumnya, Don't Don't I Wrong.
Minggu, 24 Februari 2008
Don't A, Don't B
Label:
bahasa-matematika
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
addthis
Kategori
- bahasa-matematika (23)
- demokrasi-politik (51)
- ekonomi-bisnis (71)
- lebih personal (42)
- manajemen (111)
- nilai-nilai (137)
- review buku (68)
- sistem informasi (37)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar