Curang memang bukan hanya monopoli negeri miskin - Enron contohnya. Cerita berikut ini disampaikan oleh Bu Tabita, rekan sekantor saya. Saya posting di sini (unedited) buat 'sangu' bagi yang mau ke Singapura dan suka ke restoran cepat saji.
Sore hari pada hari Kamis tanggal 7 Januari 2008, saya dan teman-teman makan Burger King di Singapore. Rombongan kami berjumlah 9 (sembilan) orang. Saat membayar di kasir kami sharing berdua-berdua. Jadi terdapat 4 (empat) kelompok. Jumlah kasirnya ada 2 (dua) orang. Kebetulan sy dan teman antri di kasir sebelah kanan tangan saya. Pada saat membayar kami diberi kembalian uang tetapi tdk dengan struk belanja. Kami sempat minta, jawabannya tunggu dulu. Tidak lama kemudian saya dan teman masing-masing membawa nampan yang berisi Burger King berisi makanan yang sama, bahkan hampir semua pesanan sama jenis dan banyaknya.
Setelah duduk, teman sy memeriksa kembalian uang ternyata kurang $ 10 Sing. Setelah itu dia bertanya juga kepada sy, saya pun menghitung kembali kembalian itu, ternyata sama kurang $10 Sing. Kami pun protes ke kasir, uang kami kurang dan kasir menghitung jumlah uang yang katanya tdk ada selisih.
Mereka tdk jujur, kami tahu uang itu sudah dikantongi oleh kasir berinisial ”N” . Hal itu kami ketahui dari rombongan lain dari instansi yang sama, yang kebetulan juga makan di tempat itu. Mereka juga hampir tertipu $ 10 Sing, mereka waktu itu hitung di tempat dan kasir yang berinisial ”N” itu tdk bisa mengelak lagi.
Dari situ kami menilai kasir yang berinisial ”N” itu sengaja melakukan kejahatan seperti itu dan itu sudah dilakukannya berulang kali. Burger King itu letaknya di Midpoint Orchard Singapore.
Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran buat teman-teman yang akan berlibur ke sana. Hati-hati jika berbelanja, walaupun tempatnya meyakinkan sekali.
Kamis, 21 Februari 2008
Kasus Burger King di Singapura
Label:
ekonomi-bisnis,
nilai-nilai
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
addthis
Kategori
- bahasa-matematika (23)
- demokrasi-politik (51)
- ekonomi-bisnis (71)
- lebih personal (42)
- manajemen (111)
- nilai-nilai (137)
- review buku (68)
- sistem informasi (37)
2 komentar:
Alhamdulillah, akhirnya bisa terhubung ke Y Pan.
Pp usul agar berita begini ditulis juga dalam bahasa Ingris biar international tahu juga kecurangan tersebut. Kalu cuma bahasa Indonesia, mereka yang curang itu tidak akan perduli. Nah kalau internasional tahu, baru ada rasa malu. Buktinya, buku Ibu DR Siti Fadilah Supari yang berjudul "Saatnya Dunia Berubah" yang diminta untuk ditarik dari peredaran oleh WHO adalah versi Bahasa Inggris. Ya kan. Lihat Republika hari ini.
Wassalam.
SM
Will do, insya Allah.
Posting Komentar