Tidak enak emang sakit, tapi kalau boleh milih di antara sakit, jangan sampai sakit hati deh. Kan ada lagunya, "daripada sakit hati, lebih baik sakit gigi..." Yang paling enak tentunya sehat semua, ruhani dan jasmani. Kalau pas lagi dapet sakit, gimana dong? Ya, sabar aja. Berdo'a kepada Allah agar segera diberikan kesembuhan dan pergi ke dokter untuk berobat.
Yang terjadi pada saya akhir pekan ini cukup menyedihkan. Pulang dari kantor, Jum'at malam rasa sakit di otot sekitar bahu kiri dan lengan kiri atas bikin tangan dan lengan kiri nggak bisa digerakkan bebas. Kalau maksa, pasti deh akhirnya teriak, AUW! Sebetulnya, Jum'at pagi pegel otot itu sudah terasa dan saya sudah coba minta tolong Pak Usman buat mijitin, tapi karena waktu nggak memungkinkan akhirnya begitulah. Di rumah, terpaksa istri dimintain tolong buat mijitin dengan bantuan counterpain. Karena nggak tahu ilmunya, masalah salah urat ini nggak ada perbaikan. Untung, sebelumnya istri saya pernah nganterin bibi yang ngebantu nyuci di rumah ke "orang pintar" yang kita sebut saja Om Joko.
Waktu itu, bibi kegeser tulang lengan bawahnya sampai bengkak. Setelah dironsen, istri saya nganterin bibi ke Om Joko. Sebentar saja, masalah bibi selesai. Mengingat manjurnya pengobatan salah urat Om Joko ini, istri saya Sabtu pagi berkeras membawa saya ke Om Joko, padahal saya paling anti dipijat dan diurut. Karena sakit banget, apa boleh buat, mungkin ini saatnya saya menerima kalau tukang pijat urut memang sangat diperlukan. Nggak semuanya bisa dilakukan oleh dokter. Ajaib memang. Om Joko melihat urat-urat di sekujur tubuh dengan sangat jelas seperti melihat kabel-kabel melintang terhubung satu dengan yang lain. Dia mulai dengan pertanyaan, yang saya jawab dengan menunjukkan titik salah uratnya. Tidak seperti kami, Om Joko tidak mulai dari titik itu. Ia justru mulai dari titik berlawanan. Katanya titik yang saya tunjukkan hanya dampaknya saja. Untuk memperbaiki salah urat ini harus dari titik awal masalah katanya.
Setelah terapi pertama itu, lengan kiri saya sudah mulai bisa digerakkan. Sudah bisa ngelus kaki. Ketawa Om Joko ngelihatnya. Lalu ia melakukan pemijatan di sekitar titik yang saya tunjukkan. Katanya di situ ada bengkak dan nggak bisa pulih seratus persen saat itu juga. Satu dua hari akan pulih. Olesi aja dengan counterpain, katanya. Alhamdulillah, satu masalah bisa dikatakan selesai, walaupun masih harus nunggu hari Senin sampai lengan kiri benar-benar bisa digerakkan bebas. Eh... pada saat yang sama Aisyah, anak kami nomor tiga, kena sakit mata. Ketularan dari sekolah katanya. Dulu pernah keluarga kami, kecuali saya yang sudah pernah kena waktu kecil, kena cacar semua gara-gara kebawa dari sekolah juga, padahal waktu itu istri saya lagi hamil Hanif, anak keempat kami. Mungkin penularan penyakit-penyakit seperti ini melalui sekolah perlu diperhatikan betul.
Singkat cerita, minggu sore akhirnya Aisyah "berhasil" menulari saya. Senin pagi, saya nggak masuk kantor dan langsung ke dokter. Kata dokter bisa seminggu. Wah, kelamaan... mudah-mudahan dua tiga hari sudah baikan. Buktinya Aisyah sekitar dua tiga hari sudah sembuh. Buat rekan dan pimpinan yang memerlukan saya pas lagi sakit gini, saya mohonkan maaf yang sebesar-besarnya. Do'ain ya biar saya cepet sembuh. Rencana kemarin mau ini itu, termasuk menulis mengenai inflasi dunia yang meroket tajam hari-hari ini, jadi gagal semua. Mau lihat kondisinya? Ini nih... (yang jantungan nggak usah lihat deh)
terus ke bawah...
terus ke bawah...
terus ke bawah...
terus ke bawah...
terus ke bawah...
terus ke bawah...
terus ke bawah...
terus ke bawah...
terus ke bawah...
terus ke bawah...
terus ke bawah...
terus ke bawah...
nah...
Senin, 12 Mei 2008
Ketika Sakit
Label:
lebih personal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
addthis
Kategori
- bahasa-matematika (23)
- demokrasi-politik (51)
- ekonomi-bisnis (71)
- lebih personal (42)
- manajemen (111)
- nilai-nilai (137)
- review buku (68)
- sistem informasi (37)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar