Setiap orang punya kenangan. Kalau nggak, mungkin dia sedang sakit. Amnesia. Kenangan kita tentu berbeda-beda. Ada yang didominasi kenangan manis. Tidak sedikit yang sebaliknya. Nah, kalau ditanya apa kenangan termanis Anda, banyak yang akan menjawab ibu.
Suatu hari saya sendirian kedinginan di balik selimut. Walaupun matahari sudah tinggi, udara dingin menusuk tetap nggak mau pergi. Sebenarnya di luar sana begitu banyak kesibukan kota. Ada yang belajar. Ada yang jualan. Ada yang bersenang-senang. Ada juga yang cuma menghabiskan waktu yang membeku, sambil menunggu belas kasih sesama. Karena sudah bosan keliling-keliling di tengah kebisingan, saya mencoba menghangatkan diri di kamar.
Walau sudah mencoba berdzikir terus, mata nggak menemukan juga tempat istirahatnya. Biasanya saya akan teruskan saja berdzikir dengan harapan besar menemukan ketenangan dan kasih sayang-Nya. Tiba-tiba keadaan berubah.
Aneh sekali. Perasaan nggak aman mencekam kesadaran. Was-was akan jatuh dari tepi jurang. Was-was terhadap ancaman ular besar yang menyelinap ke kamar. Situasi benar-benar aneh. Sulit dilukiskan dengan kata-kata. Ular itu bisa saja jin lewat. Jurang di depan mata bisa saja risiko-risiko yang mengendap mendekat.
Mungkin... Mungkin kenangan rasa aman di dalam rahimnya membuatku memanggil-manggil dia. Dan dia datang memberi rasa aman. Sudah lama sekali tidak bersua dengannya.
Ya Allah pertemukanlah kami di dalam surga-Mu, amin.
Selasa, 25 Agustus 2009
Kenangan Lama
Label:
lebih personal
Langganan:
Postingan (Atom)
addthis
Kategori
- bahasa-matematika (23)
- demokrasi-politik (51)
- ekonomi-bisnis (71)
- lebih personal (42)
- manajemen (111)
- nilai-nilai (137)
- review buku (68)
- sistem informasi (37)