Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Senin, 22 Februari 2010

Seminar Korupsi di InHar

Minggu kemarin saya mengikuti seminar mengenai korupsi di kawasan Puspitek Serpong. Acara diselenggarakan oleh SMPIT Insan Harapan (InHar) yang dipimpin oleh Ibu Rita Fadhilah. Anak kami yang kedua, namanya Rita juga, sekolah di situ. Saat ini ia duduk di kelas 7-1. Lho koq bisa seminar korupsi diadakan oleh SMP? Bisalah. Menurut penasihat KPK yang menjadi salah satu pembicara, kegiatan seperti ini bagian dari pelaksanaan tugas KPK di bidang pencegahan.

Ketika mencari Gedung DRN, tempat seminar, saya cukup terkagum-kagum dengan penataan kawasan. Kawasan Puspitek memang apik, serasa di tempat lain. Saya bilang ke istri, "Kapan-kapan kita piknik yuk di sini sama anak-anak buat nostalgia," tapi sayangnya waktu pulang satpam bilang kawasan nggak terbuka untuk umum. Fasilitas riset ini ternyata digagas oleh Prof Soemitro. Memang pelaksanaan pembangunan dimulai oleh Prof Habibie dan selesai pada masa AS Hikam menjabat Menristek.

Pembicara seminar ada dua, Kak Seto dan Pak Abdullah Hehamahua, penasihat KPK. Dibuka oleh pejabat pemerintah Tangerang Selatan yang mewakili Pak Wali dan dimoderatori oleh Kepala MAN Insan Cendikia, Pak Ahmad Hidayatullah, seminar berlangsung menarik. Baik Kak Seto maupun Pak Abdullah sama-sama punya kapasitas yang jauh melebihi syarat minimal mengisi seminar. Candaan moderator juga berperan penting membuat suasana tidak angker, padahal ini seminar mengenai korupsi lho.

Presentasi Kak Seto yang hanya beberapa menit, karena tekanan jadwal beliau selanjutnya, cukup membuat meriah suasana. Banyak materi Komnas Perlindungan Anak sih... misalnya:

Tuhan kirimkanlah aku
Ayah ibu yang baik hati
Yang mencintai aku
Apa adanya...


Kontan aja Rita, anak kedua kami, yang baru saja saya marah-marahin dua hari sebelumnya seolah mendapat angin. Saya jelaskan sih ke Rita bahwa pesan Kak Seto banyak benarnya, tapi ada hal yang menuntut ketegasan dalam mendidik anak. Saya ambil hadits Nabi Muhammad SAW mengenai memukul anak sebagai contoh. Tentu akhlak Nabi tidaklah tercela. Yang pasti ada saatnya lemah lembut dan ada saatnya tegas dan keras. Yah... mudah-mudahan Rita paham maksud Kak Seto yang sebenarnya.

Terkait korupsi akhirnya Kak Seto sampai juga pada poin yang tegas dan terang benderang. Jangan mencontek dan curang (yah... begitulah kurang lebih) karena itulah awal dari korupsi. Nggak ada tanya jawab dengan Kak Seto karena beliau harus segera pergi, tapi pasti beliau telah memberi kesan mendalam kepada anak-anak dan orangtua yang hadir. Selanjutnya materi dari Pak Abdullah. Walaupun beliau mengatakan presentasinya disiapkan untuk anak-anak, tetap aja cukup serius.

Penasihat KPK itu bahkan tidak banyak berharap dari orangtua. Kalau mau tobat nasuha, alhamdulillah. Kalau nggak, juga nggak apa-apa buat bahan bakar neraka. Kesannya generasi berikutnyalah yang hanya bisa diharapkan mengatasi korupsi. Nggak tahu deh apakah anak-anak SMP IT Insan Harapan paham betul apa yang beliau maksud, tapi kalau mendengar beberapa pertanyaan yang mereka ajukan dalam seminar, nggak salah kita berharap banyak.

Buat Pak Hehamahua, dan tentunya kita-kita juga, harapan yang besar kepada anak muda mungkin bisa berfungsi sebagai katup untuk menghindari putus asa. Generasi baru! Semangat baru! Ruhul jadid! Berikut ini ekspresi mereka yang amat sangat nian anti korupsi.












Selengkapnya.....

addthis

Live Traffic Feed