Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Rabu, 21 Januari 2009

Stasiun Senen


Sudah beberapa kali kepingin pulang kantor naik KRL Ekonomi AC dari Senen jam delapan malam. Selalu aja nggak jadi. Pernah naik taksi dari kantor dan sudah deket Stasiun Senen, saya batalkan karena kuatir ketinggalan kereta. Soalnya sudah jam delapan lewat. Terpaksa merogoh kocek lebih dalam naik taksi sampai rumah. Lain waktu kejadiannya mirip. Karena merasa bakal ketinggalan kereta, akhirnya saya putuskan numpang Pak Agustian sampai Pancoran, terus lanjut dengan taksi. Malam ini dibonceng Ipul ngebut naik motor, akhirnya jadi juga. Ternyata waktu berangkatnya jam 20.20. Walah.

Sebetulnya saya pernah sih ke kantor naik KRL Ekonomi AC dari Bekasi jam 7.10 pagi lewat Senen. Waktu itu was was banget karena koq banyak banget berhenti. Nyaris aja telat masuk kantor. Pagi ini kejadiannya hampir aja berulang. KRL sudah siap dari sekitar jam 7.10, tapi nunggu, nunggu, dan nunggu, sampai Argo Gede dari Bandung lewat dulu. Jam sudah 7.25, sementara KRL Ekspres lewat Gambir jadwal berangkat jam 7.25 masih belum nongol juga. Kemudian ada pengumuman KRL Ekspres itu sudah di Cakung. Sedikit 'trauma' dengan pengalaman berangkat kantor naik KRL Ekonomi AC, akhirnya saya putuskan balik ke kebiasaan naik Ekspres tujuan Kota lewat Manggarai-Gambir. Was-was juga sih. Terpaut sepuluh menit saja nyaris dihitung telat ngantor. Batasnya jam 8.30.

Kalau buru-buru, apalagi berangkat kerja, seringkali kita tidak memperhatikan sekitar. Jadi waktu sekali dulu berangkat kerja lewat Senen, saya tidak betul-betul memperhatikan suasana stasiun. Kesan saya, pas lewat lorong-lorongnya untuk keluar cari ojek, stasiun ini dirancang dengan baik pada zamannya. Bahkan sampai milenium baru ini, ia masih terasa keren. Nah, karena malam ini saya tiba di Stasiun Senen jam 20.00, sementara jadwal berangkatnya jam 20.20, saya jadi punya waktu untuk mengamati. Kesan saya menjadi lebih mendalam. Stasiun Senen untuk beberapa hal lebih keren dari Gambir.

Kebersihannya terlihat lumayan. Keamanannya juga. Penerangan cukup. Toilet kelihatan diusahakan kering. Tempat sholat disediakan cukup luas. Orang keluar-masuk terkendali lewat jalannya. Rel-rel yang terhubung dengan lingkungan luar stasiun ditutup pagar. Pagarnya hanya dibuka kalau kereta mau lewat. Memang sih, pas pagar rel dibuka, terjadi arus keluar-masuk ilegal. Mungkin kalau siang lebih parah. Entahlah, mungkin juga lebih tertib karena dijaga lebih banyak petugas. Saya perhatikan dua orang berpenampilan seperti mahasiswa masuk stasiun secara ilegal lewat pagar rel yang dibuka. Kemudian keduanya menaiki Kereta Senja Utama tujuan Solo Balapan yang pas mau berangkat. Kelihatannya mereka sudah biasa begitu. Tujuan mereka mungkin Bekasi juga. Saya dapet ide untuk meniru, tapi nggak ah... nggak baik. Sama nggak baiknya seperti tadi pagi ketika penumpang KRL Ekonomi AC yang kebelet berangkat akhirnya numpang Argo Gede yang berhenti di Bekasi.

Kita lupakan dulu deh kecurangan-kecurangan kecil itu, walaupun tetap harus dipikirkan untuk diatasi yang berwenang; soalnya dari kecil bisa membesar masalahnya. Sementara, nikmati dulu suasana Stasiun Senen yang kuno tapi keren. Nah, ini foto-fotonya yang sempat saya ambil.


Stasiun Senen


Peron Jalur 1


Peron Jalur 3 dan 4


Model Kios-kios Kuno


Kereta Senja Utama Tujuan Solo Balapan di Jalur 3


Pagar Rel yang Masih Tertutup













Nulis sepanjang jalan nggak terasa. Tiba-tiba sudah tiba di Stasiun Bekasi, tepat jam 9.00. AlhamdulilLah.

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed