Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Kamis, 17 September 2009

HDE - Sindiran atau Renungan

Di penghujung Ramadhan, merenungi lagi catatan dari sahabat Julian di bawah ini, yang saya ambil bulet-bulet dari note di akun facebook-nya (sesudah dapet izin tentunya).

Pernahkah kamu merasa ragu terhadap nilai-nilai yang saat ini kamu pegang? Pernahkah kamu berpikir tidak ada gunanya lagi mempertahankan nilai-nilai tersebut karena kamu lihat setiap orang malah melakukan sebaliknya? Hati-hati, mungkin kamu terkena Harvey Dent Effect (HDE).


Pernahkah kamu merasa ragu terhadap nilai-nilai yang saat ini kamu pegang? Pernahkah kamu berpikir tidak ada gunanya lagi mempertahankan nilai-nilai tersebut karena kamu lihat setiap orang malah melakukan sebaliknya? Hati-hati, mungkin kamu terkena Harvey Dent Effect (HDE).

Kemarin malam aku diskusi dengan Husni, teman dekatku di Asrama Salman, tentang hal ini. Istilah HDE sendiri aku tahu dari Husni.

Harvey Dent adalah tokoh protagonis dalam salah satu kisah Batman, yang kemudian menjadi penjahat bernama Two Face gara-gara dihasut oleh Joker. Kisah ini bisa dilihat di film The Dark Knight. Joker memang berniat sekali melakukan hal ini karena punya satu tujuan: membuat orang tidak percaya lagi pada penegakan hukum di Gotham City. Joker bukan hanya ingin menebarkan kejahatan di Gotham City. Ia menginginkan lebih. Ia ingin setiap orang tidak percaya lagi akan adanya kebenaran. Dasar orang gila.

Harvey Dent adalah orang yang sangat terkenal di Gotham City. Sebagai seorang jaksa yang berkali-kali menjebloskan para penjahat ke penjara, ia bisa disebut sebagai ikon perlawanan terhadap kriminalitas di Gotham City. Apa jadinya kalau orang seperti Harvey Dent malah melakukan kejahatan yang dikutuk oleh publik? Orang-orang baik akan kecewa dan putus asa. Inilah target Joker.

Upaya Joker hampir berhasil, namun akhirnya digagalkan oleh Batman. Batman bersedia menanggung semua kesalahan Harvey Dent, sehingga nama Harvey Dent tetap dikenang sebagai pahlawan, sementara dirinya dianggap sebagai penjahat. Kepercayaan penduduk Gotham City terhadap para penegak hukum pun terselamatkan.

What is the moral of this story?

Mari kita mulai dengan mengambil contoh dari kehidupan kita sehari-hari. Apa yang kamu pikirkan kalau kamu melihat hal-hal seperti ini:

1. juara kelas di kampus kamu ketahuan mencontek,
2. boss kamu bolos, atau
3. dosen kamu merokok :)

Kamu pasti sangat kecewa. Mungkin marah. Bagaimana kalau hal ini terjadi pada lingkup yang lebih luas? Kota, misalnya, seperti kisah Harvey Dent. Atau bahkan negara. Kita bisa kehilangan figur yang kita teladani dan kehilangan arah.

Walaupun kamu menganggap diri kamu cuma orang biasa, bukan berarti kamu terhindar sepenuhnya dari kemungkinan menjangkiti orang-orang terdekat kamu dengan HDE, lho, khususnya pada orang-orang yang menjadikan dirimu sebagai teladan. Mungkin adikmu, adik kelasmu, atau orang yang kamu pimpin dalam lingkup sekecil apapun.

Mmm...kuncinya adalah sadar akan peran sosial yang sedang kamu mainkan. Tidak semudah seperti mengatakannya, sih. Tapi selalu mungkin :)

So, what to do know?

Just be yourself. Keep your value and trust yourself. At least there will be someone who keep your value. You.

That's all from me and I would be very thankful if you add another things to do after reading this note :)

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed