Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Kamis, 21 Maret 2013

Nilai Bahasa Okezone 65

Saya sudah lama beralih dari portal berita detik.com ke okezone.com. Yah, soalnya di detik, komentar-komentarnya banyak yang sadis. Lho kan ga harus dibaca komentar itu. Iya, bener, tapi tetap saja saya ogah satu forum dengan pembaca-pembaca yang kurang beradab.

Di okezone.com, komentar memang tidak sebanyak di detik, mungkin karena pengunjungnya juga relatif tidak sebanyak detik. Yah udah, saya terima aja kondisi itu. Nah, pada tulisan ini saya ingin mengangkat penilaian saya terhadap penggunaan bahasa di okezone.

Seperti setiap proses penilaian, tentu saja pihak yang dinilai boleh aja keberatan, misalnya dalam hal ini dengan menggunakan hak jawab. Hehehe, terlalu GR ya? Memang sih, saya ragu tulisan ini benar-benar bakal dibaca oleh dewan redaksi, tapi... Siapa tahu lah?

Nilainya 65. Lho? Iya perhatikan saja dua paragraf yang saya cuplik dari http://m.okezone.com/read/2013/03/19/519/778157, sbb:

"Seharusnya DPR yang membuat undang-undang tidak serta merta menggulirkan pasal tentang santet. Artinya, dalam KUHP masih memerlukuan sejumlah penyempurnaan.

Contonya, persoalan waktu dalam proses penyelidikkan, penyidikkan, pemberkasan, pra-penuntutan dan lain-lain. Proses tersebut juga tidak mencantumkan waktu."

Gramatika memang tidak sempurna, tapi itu bisa diterima karena pilihan penggunaannya yang tidak rigid mungkin dimaksudkan untuk meluweskan tulisan. Toh ini bukan tulisan ilmiah.

Ejaan? Ini yang menyedihkan. Kesalahan ketik seperti dua kata yang dimiringkan terlalu banyak muncul dalam dua paragraf. Harusnya dari seluruh artikel, kesalahan ketik maksimal tiga. Jadi terpaksa saya diskon nilai bahasa okezone menjadi 90.

Sudah cukup? Belum. Di kutipan di atas memang tidak ada kasusnya, tapi saya yakin setiap kata 'sekitar' yang harusnya muncul, malah 'sekira' yang kebaca. Saya belum tahu ada penggunaan kata 'sekira' yang seperti ini. Mungkin asalnya dari 'kira-kira' ya? Jadi, untuk mengatakan 'sekitar jam 7 pagi' okezone menggunakan 'kira-kira jam 7 pagi' yang kemudian ditulis 'sekira jam 7 pagi' dalam frasanya. Kalaupun ini benar, saya tetap tidak merasa pas dan memberi diskon 10 tambahan. Nilainya menjadi 80.

Sudah? Masih ada lagi dan ini parah. Dari kutipan di atas, perhatikan dua kata yang digarisbawahi sekaligus ditebalkan. Apa pasal? Begini, okezone menggunakan pasangan awalan-akhiran yang salah, yaitu pe- dan -kan. Pasangan itu tidak dikenal dalam pembentukan kata benda dari kata dasar kata kerja. Seharusnya, pasangan yang digunakan adalah pe- dan -an.

Bagaimana koreksinya? Ya, seharusnya 'penyelidikan' dan 'penyidikan' saja. Kalaulah 'penyelidikkan' dan 'penyidikkan' adalah dua kata yang benar, harusnya frasa di atas itu diikuti dengan 'pemberkaskan' dan 'pra-penuntutkan' tapi kan nggak seperti itu. Yang benar tetaplah 'pemberkasan' dan 'pra-penuntutan' dan lalu... Apa yang menghalangi okezone menggunakan 'penyelidikan' dan 'penyidikan' dalam kalimat itu?

Terpaksa deh didiskon lagi dan mesti lebih besar dari yang tadi. Nilai akhirnya 65! Mau protes? Silakan.

Terus apakah ini bakal bikin saya balik ke detik? Ah ga lah! Bahasa detik tidak lebih baik juga... Komentarnya? Tetap sadis!

Berikut beberapa tulisan saya sebelumnya yang terkait.

http://ypanca.blogspot.com/2008/01/penunjukkan-atau-penunjukan.html
http://ypanca.blogspot.com/2010/08/bentuk-kata-kerja-aktif.html
http://ypanca.blogspot.com/2008/01/awalan-di-atau-kata-depan-di.html

addthis

Live Traffic Feed