Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Senin, 11 Maret 2013

Semangat Baru

Hari ini dua orang teman menanyakan mengenai blog saya. Koq lama ga ada tulisan baru? Gitu kurang lebih. Keduanya mengatakan perlunya melanjutkan kebiasaan sharing. Tentu dalam hal ini lewat tulisan di blog.

Terus terang saya sendiri heran mengapa saya berhenti menulis. Kadang yang jadi alasan adalah beban kerja yang bertambah banyak seiring dengan tanggung jawab baru di kantor. Kadang saya juga merasa ada yang salah di luar sana yang mematikan selera menulis.

Memang menyalahkan faktor eksternal adalah jalan paling mudah untuk sekedar jadi nyaman. Nyaman dengan kondisi apa adanya, tanpa gelora untuk membuat suatu perbedaan. Betapapun kecil perbedaan itu.

Saya masih punya alasan tambahan untuk argumen ini. Kan saya sudah bekerja seprofesional mungkin? Kontribusi saya cukup OK di pekerjaan. Setidaknya begitulah pikiran saya beralasan. Biarlah kekacauan di luar sana terjadi. Yang penting saya bekerja sebaik mungkin dan mendidik keluarga semampu saya.

Oh, rupanya saya kecewa dengan keadaan dan mulai apatis. Dulu saya yakin harapan itu masih ada, tapi kenyataan menantangnya. Nomor satu adalah korupsi dan kecurangan di sektor apapun di level apapun. Yang lain adalah kriminalitas yang tak kunjung menurun. Jangan tanya kemiskinan dan kesenjangan. Prospek ekonomi global yang tetap saja menjajah ekonomi nasional? Bah!

Oh, rupanya saya kecewa kepada pihak-pihak yang sempat saya titipkan harapan pada mereka. Intinya saya ngambek! Apa yang saya suarakan ga ngaruh. Lagian mungkin saya terlalu pede dengan kemampuan saya melakukan perubahan atau sedikitnya ikutan men-trigger perubahan.

Saya ternyata ga ada apa-apanya. Oleh karena itu, sekarang saya sadari, blog ini jadi vakum karena apatisme, hingga dua orang teman memberi sentilan sedikit. Saya patut berterima kasih pada keduanya. Paralel dengan kejadian dan perenungan di atas, terjadi perubahan aura di lingkungan sekitar saya. Tiba-tiba salah satu komunitas mengangkat lagi urgensi taubat. Hehe klasik.

Mungkin... Sekali lagi mungkin latar belakang diangkatnya urgensi taubat itu yang memberi hentakan. Memberi dorongan! Memberi energi baru untuk kembali membuat perubahan. Betapapun kecilnya perubahan itu yang dimulai dari diri sendiri, setelah adanya kesadaran akan kesalahan-kesalahan yang dibuat.

Baru-baru ini, dalam suatu pertemuan, seorang motivator memberi gambaran dua sisi kehidupan. Sisi pertama adalah tujuan yang biasanya bersifat sangat mulia. Setidaknya mulia menurut subyektivitas sang subyek kehidupan. Yah, contohnya Ra's al Ghul yang ingin mengkoreksi dunia yang korup. Contoh di seberangnya tentu Bruce Wayne yang mati-matian membela kota Gotham dari makar Ra's al Ghul dan pengikutnya. Ah, dua contoh ini bukan dari motivator yang disebut di atas. Saya aja yang tiba-tiba kesamber pikiran yang melayang.

Sisi kedua, balik ke beliau, adalah proses untuk mencapai tujuan itu. Nah, jika semua orang ingin menggunakan kesempatan dan sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan masing-masing, otomatis yang bakal timbul adalah "rebutan kekuasaan" yang mana istilah ini lagi-lagi nyamber pikiran saya. Bukan dari beliau.

Selanjutnya beliau mengatakan untuk bertahan dalam proses kehidupan itu diperlukan dua keterampilan. Manajemen perubahan dan manajemen konflik. Nah, karena tabiat proses kehidupan seperti ini, ga perlulah berkecil hati. Semua orang mengalaminya. Semua orang hebat melalui kehidupan yang penuh dengan konflik. Mau contoh?

Nabi Yusuf, ini kata beliau, harus melalui dinamika kehidupan yang sangat panjang sebelum akhirnya menceritakan kembali perbuatan jahat saudara-saudaranya. Rentang antara peristiwa dijebloskannya Yusuf kecil ke dalam sumur dengan era kejayaannya sebagai salah satu penguasa Mesir adalah 40 tahun, atau di riwayat lain 80 tahun. Bahasa Indonesianya minimal delapan kali pemilu, atau enam belas kali pemilu.

Jadi? Wahai diriku, Ga usah galau. Taubat, sabar, dan teguh aja!

addthis

Live Traffic Feed