Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Jumat, 08 Mei 2009

Kekuatan Uang

Nggak ada uang, abang ditendang. Sebaliknya, punya uang, abang disayang. Bener kan? Hehehe... Nggak semua perempuan (dan laki-laki) begitu sih. Contohnya kamuuuu... mau mencintaiku apa adanya.

Bagaimanapun, uang memang punya kekuatan. Suka atau tidak. Waktu Ketua RW kami masih hidup, dia sungguh punya pengaruh kuat di lingkungan. Tanpa uang aja, Ketua RW sudah cukup disegani. Apalagi duitnya banyak. Beliau sempat membangun beberapa kios di dekat pendopo. Katanya, masing-masing kios diserahkan pengelolaannya ke masing-masing RT. Wah, ada apa ini? Waktu itu, RT kami jadi curiga. Lagian posisi kios merugikan sebagian warga. Nah, walaupun sudah diprotes, tetep aja pembangunan jalan. Di sebelahnya, malahan dijadikan tempat cucian mobil. Sumber uangnya? Jangan tanya deh. Nggak tahu!

Kalau cerita level dunia, di abad modern ini, Inggris secara alamiah pernah menjadi pusat keuangan dunia. Sterling pernah menjadi alat tukar antar negara di kawasan Eropa. Lho koq bisa? Ya itu tadi, Sterling sebagai uang punya kekuatan dan dibandingkan uang negara-negara tetangganya ia sangat dominan. Asal kekuatan itu dari mana? Ya asalnya dari penguasaan Inggris Raya atas sumber-sumber ekonomi yang waktu itu diwakili oleh gunungan emas. Karena kekuatan itu pula, Inggris mempunyai hak istimewa untuk memberikan utang ke negara-negara lain.

Kenapa repot Denmark, misalnya, mengkonversi mata uangnya ke Sterling? Pertama, untuk perdagangan antar negara. Kan duit yang digunakan mesti bisa ditukar antar mata uang yang berbeda. Pegangannya ya itu... Sterling. Alternatif lain, pegangannya emas! Setiap negara memiliki cadangan emas yang mem-backup mata uangnya dengan rate atau tarif tertentu. Nah, dengan kemampuan konversi seperti itu, apakah lewat emas atau lewat Sterling, Denmark bisa berdagang dengan negara-negara Eropa lainnya. Kedua, konversi mata uang diperlukan untuk memungkinkan investasi lintas negara. Penjelasannya masih senada sih dengan yang pertama. Dagang dan investasi mirip banget. Investasi bisa dibilang dagang juga. Yang ketiga dan terakhir, mirip dengan yang kedua, alasan perlunya konversi adalah adanya hutang piutang antar negara, sebagaimana si abang juga suka ngutangin atau ngutang ke tetangga.

Begitulah Inggris. Ia negara kuat secara ekonomi dan militer. Namun demikian, kehidupan selalu berubah tak terduga. Karena perang, Inggris bukannya menumpuk emas sehingga punya dua gunung emas, tapi malah menumpuk hutang ke... siapa lagi kalau bukan Amerika Serikat, rivalnya sejak masa kolonisasi benua kaum Indian. Sterling kehilangan kekuatannya setelah Perang Dunia II. Giliran abang ini untuk ditendang? Ya, begitulah sejarah membuktikan. Dampaknya apa? Weleh, perdagangan dan investasi antar negara terganggu. Inggris nggak mampu lagi menjadi cukong dunia! Balik ke emas dong. Nggak bisa lagi karena negara-negara nggak mau mengkerut atau mengecil ekonominya, walaupun ketika tekor terus: banyak impor (konsumsi) tapi sedikit ekspor (produksi). Kalau nggak pake emas, pertumbuhan bisa ditiup terus. Dengan hati-hati tapi. Kalau nggak, bisa meletus.

Melalui lobi-lobi yang melelahkan, di konferensi Bretton Woods, para delegasi Inggris dan AS akhirnya sepakat dengan suatu jalan keluar. Harus ada pengganti Poundsterling sebagai mata uang dunia. Walaupun Inggris, dari ide John Maynard Keynes, mengusulkan bancor sebagai mata uang dunia dengan satu bank sentral dunia tunggal yang mengatur suplainya, AS nggak ambil pusing, karena nilai tawar AS dibanding Inggris lebih tinggi. Dollar akhirnya dijadikan pengganti Pound Inggris, dengan persetujuan negara-negara pengekor. Konsekuensinya AS menjadi pusat keuangan dunia baru!

Untuk mengatur sistem baru yang disebut Bretton Woods System, dibentuklah IMF dan IBRD (sekarang WB atau Bank Dunia). IMF mempunyai otoritas menjaga nilai tukar antar mata uang yang semuanya berpegang ke Dollar. Perubahan nilai tukar boleh dilakukan menurut aturan tertentu dan untuk kasus tertentu lewat persetujuan IMF. Sementara WB berfungsi memberikan pinjaman pembangunan ke negara-negara yang tertinggal. Cita-cita sistem ini mulia banget. Bahasa gaulnya: yok semuanya kita jalan dan maju bareng! Jadilah sistem ini, dengan beberapa perubahan sepanjang beberapa dekade, berlaku hingga sekarang. Sungguh? Yes, to some extent.

Ah, jadi kepanjangan deh. OK, nantikan aja artikel berikutnya Kelemahan Uang.

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed