Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Senin, 13 Juli 2009

Para Pendosa Jalanan

Untunglah ada masa depan dan akhirat. Untunglah hidup tidak hanya satu titik saat ini saja. Untunglah hidup berupa series of events. Ketika pada satu kejadian kita belum beruntung, masih ada harapan masa depan kan berbalik membela. Terlebih lagi situasi dilematis sering mendorong orang berbuat curang. Kalau hidup hanya a one-shot fortune, niscaya pada situasi dilematis semua orang berbuat curang, seperti dicontohkan pada kasus the prisoners' dilemma.

Keadilan Tuhan... Itulah harapan setiap insan. Syaratnya adalah keyakinan yang teguh. Kalau ragu akan adanya balasan Tuhan, kembalilah kita ke suatu kehidupan one-shot fortune. Seolah-olah kepentingan kita hanya di sini dan pada saat ini juga. Pemuasan kepentingan sempit jangka pendek sesaat ini sungguh menjadi satu-satunya kepentingan. Mudah-mudahan kita terhindar dari lemahnya keyakinan yang membuat kita mudah berbuat pelanggaran.

Contoh sederhana adalah perampasan hak di jalan raya. Hampir sebulan silam, saya berkendara ke arah Puncak, dalam rangka mengikuti acara rihlah lulusan Generasi X SDIT Thariq bin Ziyad Bekasi di Wisma Mulyasari. Dari sekolahan, kami berangkat sekitar jam 8.30, tiba jam11.30. Tol Jagorawi dapat dinikmati, tapi begitu mau keluar di Gadog, terasa banget suasana padat dan macet. Sekolahan pada bikin acara di Puncak. Sekedar tip, ke Puncak pada awal musim liburan, walaupun hari kerja, perlu dihindari ATAU sabar perlu dikarungi sebanyak-banyaknya.

Lho di mana cerita perampasan haknya? Sabar... ini baru mau dimulai. Mungkin Anda sudah tahu, kalau lagi rame, lalulintas di area Puncak diatur buka-tutup searah dari atas dan bawah bergantian. Masalahnya kadang mengambil ruas kanan jalan dilakukan tanpa aba-aba petugas. Memang enak sih. Jika sudah ada yang mimpin duluan ngambil ruas kanan ketika lagi macet, para pendosa jalanan lainnya dipastikan akan ikutan. Daripada ngantri. Begitu jalan berpikirnya. Akibatnya ya deadlock kayak di foto-foto berikut ini.





Perlu diketahui bahwa kejadian deadlock pada foto di atas hanya beberapa puluh meter dari Polsek Cisarua! Kami tertahan sejam hanya di sini. Gimana solusinya? Kelihatannya petugas mengurai masalah dengan mengosongkan terlebih dahulu ruas kanan jalan, sehingga arus dari arah berlawanan akhirnya bisa berangsur jalan. Itupun harus dibantu tukang ojek dan anggota masyarakat sekitar. Nah, siapa yang paling dirugikan? Para pengantri di ruas yang seharusnya! Yang paling diuntungkan? Para pendosa jalanan.



Kira-kira apa yang akan terjadi pada kesempatan lain? Para pendosa akan mengulangi pelanggarannya, sementara yang tadinya ngantri dengan baik cenderung murtad dan menjadi pendosa jalanan juga. Soalnya perilaku yang salah malah mendapat reward. Perilaku yang baik malah dikasih hukuman, harus ngantri jauh lebih lama daripada para pendosa.

Untunglah ada akhirat. Orang yang punya keyakinan mantap tidak akan terpengaruh. Keadilan Tuhan akan tegak! Demikian jalan pikirannya. Ya, insya Allah! Hanya saja seharusnya Keadilan Tuhan harus ditegakkan juga oleh pihak berwenang di dunia ini. Itu kalau kita mau maju. Itu kalau pihak berwenang risih dengan merosotnya perilaku berlalulintas. Para pendosa itu harus ditilang semuanya. Gimana caranya? Ah itu masalah teknis. Banyak jalan menuju Roma.

Apa ada untungnya buat pihak berwenang menegakkan aturan? Wah, koq jadi nanya begitu? Kan itu sudah kewajibannya bikin masyarakat tertib dan saling menghormati! Kalau suasana kacau lebih menguntungkan petugas, gimana? Ah masak sih. Nggak jujur itu. Kalaupun demikian, kita nggak usah kuatir. Toh Keadilan Tuhan akan tegak juga pada akhirnya.

Baca cerita terkait lainnya:
Karakter Pemimpin
Musim Libur Tiba
Batman Ksatria Hitam

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed