Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Jumat, 15 Februari 2008

Arsitektur Informasi Masyarakat Bekasi (1)

Dahulu pemegang saham mengandalkan laporan keuangan perusahaan untuk memonitor kinerja manajemen yang direkrutnya. Wajar kan karena ia atau mereka yang memiliki badan usaha tersebut. Jangan sampai manajemen yang dipekerjakan justru bekerja untuk memperkaya diri sendiri, bukan memperkaya pemilik, pihak yang menanggung risiko paling tinggi.

Untuk memastikan manajemen bekerja untuk kepentingan pemilik, maka pemilik memberi manajemen sebagian sahamnya atau opsi untuk membeli saham pada tingkat harga tertentu. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa manajemen sangat berkepentingan meningkatkan nilai usaha yang tercermin dari harga saham yang meningkat. Harga saham dan laporan keuangan cukup lama menjadi informasi andalan para pemilik modal yang paling strategis. Namun ternyata nggak cukup juga.

Dalam bahasa ilmu biologi khususnya epidemiologi, kedua informasi strategis di atas mencerminkan kondisi ketika masa inkubasi telah terlewati. Terdapat ruang antara penularan pertama kali sampai gejala penyakit mulai dirasakan, dan ruang itu yang disebut masa inkubasi dapat sangat lama. Dengan kondisi tersebut, para ahli mencari cara mendeteksi infeksi lebih awal untuk melakukan pengobatan yang lebih efektif. Bahkan kalau perlu, seperti dalam ungkapan lain, mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Dalam bisnis, kondisi yang sama terjadi sehingga para ahli manajemen terus berupaya menentukan informasi apa gerangan yang dapat dijadikan indikator kondisi awal penularan. Kaplan dan Norton menyusun kerangka the balance scorecard yang kemudian disempurnakan menjadi kerangka strategy maps. Untuk organisasi non profit seperti Pemerintah Kota Bekasi, konsep strategy maps dan balanced scorecard dapat juga digunakan. Indikator balanced scorecard dibagi menjadi empat area, yaitu area kinerja keuangan, area kinerja kepuasan pelanggan (dalam hal ini masyarakat), area proses yang dilakukan pemerintah untuk melayani masyarakat, dan area intangible kualitas SDM pemkot serta kemampuannya untuk belajar dan meningkatkan diri. Untuk sederhananya: (1) keuangan, (2) kepuasan masyarakat, (3) proses pemkot, dan (4) SDM pemkot.

Pada posting yang lalu telah diajukan informasi strategis mengenai infrastruktur, pendidikan, kepastian hukum, kesehatan, dan kesejahteraan sebagai informasi paling strategis untuk masyarakat Bekasi, kaitannya dengan kinerja walikota. Seperti dalam usaha bisnis, walikota adalah seorang manajemen atau CEO yang dipekerjakan masyarakat untuk melayani masyarakat yang bertindak selaku pelanggan sekaligus pemilik. Bagaimana informasi strategis tersebut dikemas atau diorganisasikan menurut kerangka balanced scorecard dan apakah sudah memenuhi semua area dalam kerangka tersebut adalah dua pertanyaan yang akan didiskusikan pada posting berikutnya.

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed