Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Jumat, 01 Februari 2008

Kecurangan: Bisakah Diatasi?

Sebagaimana dikemukakan dalam posting sebelumnya, SDM yang berkarakter adalah kunci keberhasilan utama suatu sistem. Masalahnya sulit untuk mengubah orang yang terus menerus curang menjadi orang berintegritas tinggi. Apalagi kalau pengen cepat. Bahkan Jim Collins memberi nasihat pilih orang yang tepat dari awal, karena percuma mengubah karakter dasar seseorang yang telah terbentuk lama.

Dalam hidup bermasyarakat, nasihat mulia tersebut menginspirasi para orangtua dan pendidik yang peduli untuk sedari awal mendidik generasi baru agar lebih baik. Banyak ormas, yayasan, lembaga pendidikan yang telah menempuh jalur mulia ini: jalur kultural. Sudah puluhan tahun ini berjalan di masyarakat kita, tapi hasil signifikan masih belum terasa.

Apakah nasihat Jim Collins, Stephen R Covey, Aa' Gym, Ginanjar Agustian, dan lain-lain tidak pas untuk masyarakat kita? Saya pribadi yakin tidak demikian, meskipun hasilnya baru akan dirasakan generasi baru. Lalu bagaimana dengan kondisi yang ada? Pertanyaannya apakah perlu pendekatan lain, pendekatan band-aid atau untuk kasus tertentu pendekatan struktural melalui kekuasaan.

Jika Anda punya kuasa, sebutlah sebagai Ketua RW, Lurah, Presiden, Aleg, atau Direktur Sistem Informasi di suatu institusi yang terlanjur tidak punya SDM dengan karakter yang tepat, ... saya ingin sekali tahu apa yang akan menjadi inisiatif pertama Anda. Inisiatif tersebut harus bertujuan mengatasi masalah kecurangan. Cakupannya luas tapi tiga aja yang kita sitir di sini: bohong, ingkar janji, dan manipulasi. Yang lainnya kemungkinan besar merupakan turunan dari ketiga dosa tersebut.

Thomas Jefferson pernah berkata hati orang nggak bisa dikendalikan. Itulah tempat kebebasan absolut seorang manusia, mau jelek atau baek. Sebaliknya, perbuatan manusia bisa dikendalikan, apapun kecenderungan hatinya. Ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Malcolm Gladwell, yang dituangkan dalam buku best seller The Tipping Point.

Mengawali bulan Februari, saya berencana mem-posting ringkasan buku tersebut di atas, insya Allah.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Bisakah kecurangan diatasi?

Sudah terlanjur panya SDM yang suka berbuat curang? Wah, repot juga ya? Tapi, berani bertindak apa tidak? Kalau punya wewenang: copot saja itu yang berbuat curang, atau non job- kan, tapi awas jangan sampai dia jadi provokator. Kalau yang berbuat curang banyak, bagaimana? Ambil satu atau dua orang yang paling banyak dosanya. Yang lain diperingatkan agar berubah. Kalau tidak, akan menyusul non job pada giliran berikutnya. Habis perkara.
Manajemen Rasulullah SAW: “Barang siapa melihat kemungkaran hendaklah dia rubah dengan tangannya (komentator: gunakan wewenang), Jika tidak mampu (komentator: karena tidak punya kewenangan) cegah dengan lisan (komentator: termasuk tulisan). Jika tidak mampu dengan lisan (komentator: karena terkena sensor) cukup didalam hati saja. Ini adalah selemah lemah iman”.

Wassalam: SM.

Y Pan mengatakan...

Terima kasih atas kunjungan dan komentar yang sangat baik. Memang SDM jadi masalah besar buat masyarakat bangsa kita. Tapi saya yakin orang-orang baik masih banyak. Mudah-mudahan kita semua diberi petunjuk dan jalan keluar. Insya Allah. Amin.

addthis

Live Traffic Feed