Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Rabu, 13 Februari 2008

Buka-bukaan dalam Manajemen Sampah

Sebagaimana posting-posting sebelum ini, saya sangat mendambakan buka-bukaan oleh para pengurus dan penanggung jawab organisasi, di setiap level. Tentu tidak semuanya patut dibuka, tapi saya maksud adalah buka-bukaan profesional: suatu nilai dasar yang membentuk karakter. Kenyataannya transparansi masih barang mewah di sini, termasuk transparansi pengelolaan sampah.

Orang yang lempeng akan mengatakan kepahitan yang melanda saat ini tidak lepas dari epidemic korupsi (lihat komentar SM pada posting The Tipping Point 8). Setuju dengan itu, saya berharap masyarakat kita pun dapat memutar meja, memulai, dan kemudian melahirkan epidemic transparansi, dalam hal ini, dalam manajemen sampah.

Memang biaya untuk menyediakan sarana pengolahan sampah yang ideal tidak kecil, bahkan dapat menciutkan nyali. Namun demikian, salah seorang bos saya yang kebetulan membaca blog ini mengatakan ia mengetahui penyediaan sarana pengolahan sampah telah diupayakan para entrepreneur, teman-temannya, dan berhasil diterapkan di belasan kota. Nah, waktu penawaran diajukan ke pemerintah daerah tertentu untuk membuat lompatan epidemic, terbenturlah mereka dengan perilaku tutup-tutupan yang menguntungkan pihak tertentu yang seharusnya menjaga amanah.

Nyebrang dikit dari Bekasi ke Medan, diberitakan ternyata pengolahan sampah organik menjadi kompos dapat menguntungkan. Yang lebih dekat adalah Kota Depok. Pemkot menyediakan sarana pengolahan sampah di tiap kelurahan. Yang menonjol bukannya harapan perbaikan, tapi justru dimunculkan adalah masalah yang connectors, salesmen, dan mavens -nya adalah pihak yang kehilangan kesempatan dengan adanya sistem yang lebih baik.

Tanggal 10 Maret sudah makin dekat. Bersamaan dengan perayaan hari jadi Kota Bekasi, walikota dan wakilnya yang baru akan dilantik. Dalam alam demokrasi, kita musti mengucapkan selamat untuk pemenang dan mendukung mereka untuk mengurai benang kusut, membenahi kota. Pasangan yang kalah, sportif, dan berjiwa besar mungkin lebih patut kita selamati. Mereka telah mendidik kita bagaimana sesungguhnya berdemokrasi yang hebat.

Akhirnya, balik ke tema mengenai sampah, dalam rangka mendukung pemimpin baru Kota Bekasi, kita wajib memberikan informasi, ide, koreksi, dan kalau perlu tenaga jika dibutuhkan agar penanganan sampah dapat lebih efektif dan efisien dalam rangka membantu mewujudkan kualitas hidup masyarakat Bekasi yang lebih baik. Kita berharap generasi baru kota ini lahir dan tumbuh menjadi generasi yang sehat, kuat, cerdas, dan berkarakter. Dan, Pak Wali, mulailah dengan buka-bukaan, kemudian konsistenlah.

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed