Sebagaimana pernah disampaikan di blog ini, kehidupan ini tidak lepas dari pengolahan informasi dari waktu ke waktu. Masyarakat manapun sesuai tabiat hidup memerlukan informasi dan mengolahnya demi terus berlangsungnya kehidupan masyarakat itu sendiri. Hanya saja perlu dikemukakan tidak semua informasi bernilai, atau tepatnya setiap informasi memiliki nilai yang berbeda-beda.
Lalu, karena nilai informasi berbeda-beda, masyarakat yang normal pasti lebih dulu concerned dengan informasi yang paling bernilai, paling strategis. Dalam konteks kehidupan masyarakat Kota Bekasi, teorinya masyarakat harus peduli dengan informasi kinerja pengurus kota, baik di pemkot maupun di parlemen. Apalagi barusan masyarakat memilih pemimpinnya sendiri yang tentu waktu kampanye habis-habisan menjanjikan perbaikan.
Hanya berwacana saja, saya pikir informasi kinerja Walikota Bekasi patut diupayakan ketersediaannya, secara transparan, akurat, terjaga integritasnya, tepat waktu, dan mengena. Kalau boleh di-zoom-in, informasi kinerja tersebut terdiri dari informasi mengenai infrastruktur, pendidikan, dan kepastian hukum. Ini adalah tiga hal yang pemerintah harus paling bertanggung jawab menurut para pengusung ideologi kapitalisme berhaluan ekonomi Neo Klasik, termasuk Thomas L Friedman dalam bukunya The World is Flat. Bisnis dan pertumbuhan ekonomi biarlah menjadi urusan pasar. Apalagi isu kesenjangan, nggak masuk agenda, dalam mimpi pun tidak.
Kita di sini tak hendak membandingkan aliran Neo Klasik dengan Neo Keynesian, tapi anggaplah saya seorang demokrat yang sedang siap-siap menggantikan Bush dan kelompok movement conservatism -nya. Selain tiga hal di atas, saya pikir informasi kinerja di bidang kesehatan dan kesejahteraan bersama juga penting. Jadi, kesimpulannya inilah informasi paling strategis masyarakat Bekasi kaitannya dengan kinerja walikota: infrastruktur (termasuk kebersihan), pendidikan, kepastian hukum (keadilan), kesehatan, dan kesejahteraan bersama. Ada yang lain, nggak?
Selanjutnya, kita perlu breakdown kelima jenis informasi tersebut. Dengan adanya klasifikasi atau taksonomi atau arsitektur informasi yang komprehensif, diharapkan masyarakat dapat menuntut ketersediaannya dan dengan mudah paham kinerja pemimpinnya. Buat apa? Ya... supaya memori kolektif masyarakat tidak pendek amat, yang selama ini membuat pemilihan hanya jadi ajang politik uang habis-habisan dan kemudian setelahnya jadi ajang enak-enakan. Begitu kritik salah satu guru saya suatu waktu.
Bagaimana arsitektur informasi lengkapnya? Insya Allah, saya coba usulkan pada posting mendatang.
Kamis, 14 Februari 2008
Informasi Strategis untuk Masyarakat
Label:
demokrasi-politik,
nilai-nilai,
sistem informasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
addthis
Kategori
- bahasa-matematika (23)
- demokrasi-politik (51)
- ekonomi-bisnis (71)
- lebih personal (42)
- manajemen (111)
- nilai-nilai (137)
- review buku (68)
- sistem informasi (37)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar