Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Minggu, 24 Agustus 2008

How Many the Score?

Apa arti pertanyaan di atas bagi Anda? Entahlah, tapi saya punya cerita lucu terkait pertanyaan itu. Ini memang cuma karangan saya aja, walaupun nggak tertutup kemungkinan pernah terjadi mungkin pada kenalan kita atau mungkin kita sendiri. Ceritanya berawal dari keberangkatan katakanlah namanya Budi ke New York. Dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya ke tingkat yang lebih tinggi. Budi adalah orang yang sangat cerdas, tapi agak kesulitan berbahasa Inggris sesuai cara native speakers berbahasa Inggris. Maklumlah, sebelum dia mengeluarkan kata-katanya dalam Bahasa Inggris, dia menyusun kata-kata dulu dalam Bahasa Indonesia (kadang-kadang Jawa), lalu diterjemahkan ke Bahasa Inggris.

Cara seperti Budi di atas sebetulnya sih jamak. Sedikit sekali teman Budi yang berbicara Inggris langsung dengan pola Bahasa Inggris di kepalanya. Bahkan dalam tidurnya, teman Budi itu sering mengigau dalam Bahasa Inggris. Sementara, hampir semua teman Budi lainnya menggunakan cara yang sama dengan Budi. Cuma kadarnya beda-beda. Ada yang agak mending. Pola Bahasa Indonesia atau bahasa daerah aslinya sudah hampir tidak kelihatan lagi dalam komposisi Bahasa Inggrisnya. Ada yang biasa-biasa aja. Ada yang parah. Budi salah satunya. Nah, suatu hari Budi mau nonton pertandingan baseball - termasuk olahraga paling populer di Amerika di samping American football dan basket. Sebetulnya dia nggak begitu suka karena nggak begitu ngerti aturan permainannya, tapi karena diajak kawan-kawan seapartemen (biasanya mahasiswa Indonesia suka ngumpul sesama terus di New York, sampai lupa bergaul sama orang asli New York), ia putuskan berangkat ikutan.

Ketika memasuki stadion yang besar di kawasan Bronx itu, Budi dan kawan-kawan baru menyadari kalau mereka sudah telat. Akhirnya setelah terburu-buru mencari area tempat duduk mereka, mereka memasuki lift bergerombol. Ternyata ada satu bule yang juga telat masuk ke lift. Karena tombol lift ketutupan oleh gerombolan Budi, Budi yang baik hati menawarkan jasa baik ke si bule.

'How many floors do you want, Sir?'

Tentu saja ini adalah pertanyaan yang diterjemahkan Budi dari, 'Mau ke lantai berapa, Pak?' Kontan saja si bule bingung. 'Of course only one,' batinnya. Tapi setelah ngerti, si Bule dengan bijak tersenyum sambil berkata:

'Floor number three, please.'

Nah setelah mereka sendiri sampai ke lantai tujuan mereka, buru-buru mereka mengambil tempat. Excuse us. Excuse us. Excuse us. Fasih!

Begitu duduk, Budi langsung penasaran skor sudah berapa-berapa. Tanpa melihat papan skor lagi, dia dengan ramah bertanya ke penonton yang ada di belakangnya.

'How many is the score, Sir?'

Ups, dengan lugas pemuda yang ditanya menjawab.

'Probably you are asking WHAT's the score.'
'Ya, ya, ya.'
'One - nil. You are not that late.'
'OK, thanks.'

Orang-orang pada mesem-mesem. Budi jadi salting. Tadi di lift, si bule juga senyum-senyum. Apa memang bener orang-orang New York sejak Guillani jadi walikota berubah jadi orang-orang paling ramah se-Amerika. Tapi senyumnya yang ini udah agak lain nih. Begitu batin Budi. Perasaannya tambah nggak keruan. Sementara di pojokan, temen Budi yang terkenal selalu paling ramah ke cewek-cewek bule sedang PDKT. Asyik banget dia walaupun dengan campuran Bahasa Tarzan. Sampai-sampai teman yang satu itu lupa melihat pertandingan sama sekali. Herannya si cewek juga mau lagi, udah bayar tiket, malah nggak nonton. Budi sendiri nggak kerasan selama pertandingan karena dua kejadian sebelumnya bikin perasaannya nggak keruan. Apalagi dia nggak bisa pindah tempat duduk, sementara orang-orang di belakannya kalau beradu pandang jadi makin ramah aja senyumnya.

Singkat cerita, setelah pertandingan usai, mereka buru-buru keluar. Budi yang sudah nggak tahan lagi berkeras agar rombongan cepetan raib dari pandangan orang-orang yang ramah itu. Karena kelupaan nanya alamat si cewek bule, bahkan namanya, si playboy terpaksa sedikit berteriak ke arah cewek yang sudah jalan menjauh itu.

'HOW MANY IS your phone number... ber... ber?'

Sampai bergema di telinga Budi, hehehe. Dia belajar banyak hari itu.

-Selesai-

Kamus:
Mau ke lantai berapa?
How many floors do you want? (terjemahan ala Budi dkk)
What floor, Sir? atau
What floor do you want, Sir (terjemahan yang benar)

Berapa skornya?
How many is the score? (terjemahan ala Budi dkk)
What is the score? (seharusnya)

Berapa nomor teleponmu?
How many is your phone number? (terjemahan ala Budi dkk)
What is your phone number? (yang benar)

Pelajaran moralnya:
Hat-hati bermatematika-ria dalam Bahasa Inggris

If x+y=6 and x-y=2, HOW MANY is x?



Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed