Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Selasa, 05 Agustus 2008

Tip dan Trik Membuat Data Model

Bersama Ginanjar lima pekan lalu saya ke Bandung. Kami diminta menjadi fasilitator sebuah workshop mengenai data model. Sesi kami dijadwalkan Rabu malam dan Kamis pagi. Berangkat dari Gambir jam 3.30 Rabu sore, dan tiba lagi di rumah sekitar jam 5.00 Kamis sore. Perjalanan pergi-pulang saya tempuh menggunakan Argo Gede. Lumayan nyaman, apalagi pas pulang bisa langsung turun di Bekasi.

Waktu berangkat ke Bandung hampir nggak dapet tempat duduk. Bermodal nekat dikit akhirnya saya dan satu penumpang lain yang senasib (Pak Rizal) dapet tempat duduk juga. Kami kemudian ngobrol panjang lebar mengenai knowledge management. Awalnya karena saya bawa buku bacaan mengenai KM. Dasar kelihatan suka interaksi, Pak Rizal nanya-nanya ke saya mengenai topik ini. Setelah ngobrol agak lama justru beliau yang mengajari saya. Katanya nggak mungkin hadits-hadits Nabi SAW dapat terkumpul dan terklasifikasi dengan baik jika para sahabat dan ulama masa itu tidak mempraktikkan KM.

Balik ke tujuan saya ke Bandung, di sesi pertama, saya mencoba memberikan presentasi singkat mengenai data model. Itung-itung memberi fondasi dasar yang sama untuk audiens yang agak beragam. Inti presentasi itu adalah (1) apa yang dimaksud data model, (2) apa manfaatnya, dan (3) gimana membuatnya. Setelah itu, Ginanjar dan saya mensetup suatu exercise untuk memberikan pengalaman hands-on bagi peserta. Salah satu perangkat yang kami gunakan adalah guntingan kata-kata benda atau konsep yang terkait dengan domain yang sedang dibicarakan, dalam hal ini BPR dan BPRS. Guntingan kertas itu sebelumnya disiapkan oleh Dina dan Laksmi di kantor.

Berbekal dua set guntingan kertas dari Dina dan Laksmi, kami meminta para peserta yang kami bagi jadi dua kelompok untuk menyusun guntingan-guntingan kertas itu. Susunannya mengikuti pengelompokan dan hubungan tertentu yang masuk akal bagi peserta. Tentunya peserta telah memiliki pengetahuan kolektif yang cukup memadai untuk melakukan permainan ini. Contoh hubungan: BI mengawasi BPR dan BPRS. Contoh lain: BPR mengeluarkan laporan keuangan. Nah, tentu Anda dapat menebak sebenarnya guntingan kertasnya adalah BI, BPR, BPRS, dan laporan keuangan. Predikat pada dua kalimat contoh di atas adalah hubungan yang harus dicari oleh peserta dan digambarkan dengan garis penghubung antara guntingan kata benda / konsep.

Kedua kelompok terlihat cukup asyik bermain. Awalnya tentu dinamika mencari leader. Harusnya yang paling menguasai domain BPR dan BPRS yang menjadi leader. Yang kurang menguasai tentu akan mundur pada akhirnya. Ini nggak berarti kecerdasan kolektif tidak diperlukan. Justru sangat diperlukan. Tinggal bagaimana mengelola keragaman. Akhirnya waktu habis. Satu kelompok masih terlalu asyik. Mungkin dinamika kelompok di awal permainan cukup memakan waktu, atau mungkin juga memang permainan ini mengasyikkan sampe susah berhenti.

Salah satu bagian dari permainan tersebut adalah uji atau try-out terhadap data model yang dihasilkan. Pengukurannya adalah seberapa cepat penguji mendapatkan data tertentu yang ditentukan secara acak. Setelah kedua kelompok benar-benar siap, saya minta dari keduanya untuk menunjuk wakil sebagai penguji. Wakil kelompok A akan menguji model kelompok B, dan sebaliknya. Saya meminta penguji mengambil guntingan kertas dari amplop saya secara acak. Sepuluh guntingan! Kemudian masing-masing mereka mencari padanannya di model yang dihasilkan. Cukup jelas terbukti ada model yang relatif lebih baik. Lebih mudah mencari sesuatu darinya!

Gimana sih model yang dihasilkan. Saya sebetulnya mengambil fotonya di bawah ini, tapi mungkin agak nggak jelas ya. Belum lagi, garis hubungan yang saya minta untuk digambarkan ternyata nggak digambar. Nggak perlu katanya. Pada sesi selanjutnya, saya jelaskan bahwa garis itu sebenarnya ada, tapi implisit. Model yang baik sebaiknya eksplisit.



Akhirnya, Kamis pagi, dibimbing oleh Ginanjar, peserta sekali lagi membuat model data secara bersama-sama. Berbekal pengalaman malam sebelumnya, model yang dihasilkan sebagai berikut. Ini memang bukan foto, tapi model yang dibuat dengan CMAP (Anda dapat men-download-nya dari http://cmap.ihmc.us/download/), adaptasi dari hasil kolektif peserta workshop.

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed