Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Minggu, 03 Agustus 2008

Belajar Matematika Asyik Menyenangkan

Hari ini saya mengikuti pelatihan mengenai metode pembelajaran matematika. Instrukturnya adalah tokoh muda yang sudah lama malang melintang di dunia kompetisi olimpiade matematika. Kalau fisika punya Prof Yo, maka matematika punya tokoh ini: Ir Ridwan Hasan Saputra MSi. Sudah banyak blog yang ditulis mengenai beliau dan metodenya - coba deh hasil pencarian Google berikut ini dengan kata kunci Ridwan Hasan Saputra Matematika Nalaria Realistik - jadi saya nggak akan banyak ulas mengenai metodenya. Yang jelas T-O-P B-G-T.

Yang akan saya tulis adalah yang lokal saja, bahkan mungkin pribadi. Ketika berada di ruang kelas pelatihan yang mengambil tempat di SDIT Thariq bin Ziyad, Pondok Hijau Permai, Bekasi, ingatan saya sempat melayang ke puluhan tahun lalu. Waktu masih SD saya merasa metode pengajaran matematika yang saya alami bukanlah yang terbaik. Termasuk momen belajar dengan Ibunda yang penuh dengan tekanan. Maksudnya, tekanan itu justru tidak memudahkan saya lebih cepat ngerti. Namun demikian, tetap jasa Ibunda dan guru-guruku di SD Negeri 98 Palembang nggak boleh ditiadakan!

Hanya saja, saya merasa ingin kembali menjadi anak SD dan ingin diajari oleh Pak Ridwan untuk mengikuti olimpiade atau sekedar belajar matematika untuk kehidupan. Atau... angan-angan saya melayang gimana kalau saya jadi trainer menerapkan metode beliau sebagai sukarelawan. Untuk apa? Yah, buat mendukung beliau aja untuk kehidupan Indonesia yang lebih baik. Lebih bernalar dan realistik. Persoalannya kemungkinan saya bukan orang yang punya kemampuan yang tepat. Belum lagi tuntutan untuk ikhlas. Wah, jangan-jangan motivasi saya karena ingin dilihat orang.

Anyway, metode MNR dari Pak Ridwan penuh harapan. Harapan akan generasi yang lebih baik. Nah, untuk mendukung Pak Ridwan, simpelnya kita bisa mengikuti tip dari beliau sesuai pemahaman saya, minimal buat ngajarin anak kita masing-masing. (1) Jangan fitnah matematika, misalnya dengan mengatakan pada anak bahwa matematika itu sulit, padahal matematika itu asyik. (2) Bersikaplah sedemikian rupa hingga kita dicintai matematika, misalnya dengan berkorban semampunya. (3) Sebarluaskan matematika yang benar, misalnya dengan mempromosikan dan mendukung pengajaran metoda MNR di sekolah anak kita. (4) Ajarlah anak kita seolah mengajari anak orang lain, sehingga nyantai aja, nggak emosian. Terakhir (5) jangan mengharap anak mengejar nilai saja karena matematika adalah untuk berpikir, untuk kehidupan.



Pak Ridwan sempat juga menyampaikan beberapa faktor penghambat. (1) Mentalitas gimana nanti, kumaha engkek. (2) Kondisi nyaman yang bikin puas; nggak ada tekanan dan tantangan. (3) Kurang mau berkorban. (4) Berhenti pada konsep awal saja atau pada prosedur rutin; tidak mau eksplorasi lebih jauh untuk mengasah kreativitas. Padahal ada loh orang-orang yang mengkondisikan anaknya dengan perencanaan matang dan kondisi tidak nyaman, misalnya dengan mengajak anak melihat anak lain yang lebih maju dan serius. Ada juga orang-orang yang mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk bimbel anaknya. Satu anak sekali ketemu Pak Ridwan ngasih 500 ribu. Hehehe, tapi beliau kan tidak pasang tarif. Seikhlasnya.



OK, tanpa berpanjang lebar, kesan saya terhadap pelatihan di SDIT TBZ ini: sangat mengesankan dan menjanjikan. Terima kasih ke pihak-pihak yang telah memungkinkan saya mengikuti pelatihan ini, alhamdulilLah. Pertama ke istri saya yang jadi anggota panitia penyelenggara, karena dia mewajibkan saya ikutan. Buat ngeramein kali, padahal nyatanya penuh sesak. Lalu kepada pihak sekolah dan seluruh panitia dari POMG. Ini foto panitia bersama Pak Ridwan dan asistennya serta Kepala SDIT Thariq bin Ziyad. Ayo Bu Siti, bersama Pak Achyar, Pak Imam, Pak Agus, dan guru-guru lainnya. TINDAKLANJUTI!

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed