Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Jumat, 29 Agustus 2008

Hambatan Organisasi

Beberapa waktu lalu saya mendapat materi ini saat ngaji. Pertanyaan besarnya apa faktor-faktor yang dapat menghambat jamaah - komunitas - sehingga menjauhkannya dari keberhasilan. Jamaah dalam kaitan ini dapat berupa organisasi apapun. Bisa negara, perusahaan, tim, bagian, seksi, kantor, jamaah da'wah, ormas, orpol, atau RT/RW, bahkan keluarga kita masing-masing. Sumber hambatan yang paling utama adalah diri, yakni masing-masing individu, karena komponen utama jamaah adalah individu-individu.

Hambatan dari dalam diri yang pertama adalah keinginan untuk menonjol. Kedua keinginan punya kekuasaan. Ketiga adalah sifat tergesa-gesa. Dan yang terakhir adalah kurang PD. Wah... Sulit juga ya. Di satu sisi, diri harus PD yang artinya punya kredibelitas dan kapabilitas, tapi di sisi lain harus seperti malaikat. Ikhlas seratus persen. Sangat sulit pasti menemukan orang yang sama sekali terhindar dari penyakit-penyakit ini. Itulah, namanya juga hidup. Kalau nggak sulit, nggak indah.

Kenapa sih nafsu besar untuk menonjol dan berkuasa harus dihindari? Ternyata hikmahnya adalah nafsu besar itu sering membuat orang lupa diri. Sebenarnya ia bukanlah yang terbaik, tapi karena nafsu besar itu, ia mencegah komunitas mendapatkan pemimpin yang benar-benar berkualitas. Terlebih lagi kalau dibarengi ketergesaan. Ibarat anak kecil ngotot mau memimpin ke depan. Dan ternyata menurut penelitian Jim Collins (lihat ringkasan Good to Great), orang yang hebat bukan hanya punya kemampuan profesional yang luar biasa, tapi juga punya tingkat keikhlasan yang tinggi.

Hambatan dari luar diri menambah rumit soal. Faktor eksternal ini tidak berdiri sendiri karena akarnya terkait dengan kelemahan diri. Populernya, hambatan eksternal ini disebut TIGA TA: HARTA, WANITA, TAHTA. Mau diapakan juga, tiga ta ini nggak akan pernah hilang, kecuali kalau kita menyendiri jauh bertapa di gua. Kan sedikit sekali di antara kita yang mengasingkan diri begitu. Yang penting adalah kita sadar akan bahaya harta, wanita, dan tahta. Kemudian waspada. Artinya juga bukan nggak boleh menyenanginya. Kita cuma perlu menahan diri, kayak puasa.

Selain hambatan dari dalam diri dan hambatan TIGA TA, ada lagi satu hambatan yang perlu diwaspadai, yaitu kelemahan dalam sistem organisasi itu sendiri. Semua komunitas pasti berpotensi memiliki orang-orang yang tidak berkinerja baik. Mungkin tadinya baik, kemudian merosot. Kalau organisasi tidak punya mekanisme yang efektif, bisa bahaya. Selanjutnya, organisasi berpotensi juga memiliki kelompok-kelompok atau aliran yang tidak padu. Alamiah. Lagi-lagi, jika organisasi tidak punya mekanisme yang efektif untuk meminimalisir kecenderungan pengelompokan seperti itu, bahaya mengancam. Terkait juga dengan pengelompokan adalah potensi adanya fanatisme yang salah, misalnya ke figur.

Apa solusinya?

Pertama, kokohkan hubungan hati. Manusia bukanlah robot. Dia makhluk sosial yang memiliki ruh.

Kedua, upayakan keseimbangan komunikasi. Manusia ribet dalam berkomunikasi, makanya perlu seimbang.

Ketiga, hidupkan jiwa syuro atau musyawarah. Artinya kebijaksanaan kelompok adalah lebih baik daripada kejeniusan individual.

Keempat, hidupkan dialog anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang menjadi dasar organisasi. Kalau bicara mengenai jamaah da'wah, artinya dialog tentang fiqh da'wah.

Kelima, jangan mengisolir pemikiran dari figur tertentu. Belum tentu figur yang mau diisolir itu, pemikirannya jelek atau selalu jelek.

Keenam, hidupkan otokritik. Dengan menganggap diri tidak selalu benar,perbaikan dapat lebih mudah dilakukan.

Ketujuh, jangan cederai organisasi / jamaah. Organisasi memiliki mekanisme tertentu. Kalau mekanisme perlu diubah, ubah saja. Jangan jelekkan organisasi. Oknum yang bermasalah, itulah sebab musababnya.

Kedelapan, tingkatkan perhatian terhadap organisasi serta hidupkan vitalitas gerakannya. Dengan ini, perbaikan secara terus menerus dapat diupayakan.

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed