Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Jumat, 10 April 2009

Pemilu 2009 Gagal

Itu yang saya takutkan. Risiko besar ada pada tingginya kompleksitas dan kerancuan yang menyertainya. Di beberapa TPS yang saya amati di sekitar tempat tinggal saya, Rawalumbu, Bekasi, kekuatiran timbulnya keributan ternyata cuma paranoia kecil yang nggak ada bandingannya dengan kedewasaan masyarakat.

Saya jadi teringat dengan cerita ayahanda bahwa dari jaman dulu di dusunnya, dusun Pangkalan Lampam, Sumatera Selatan, masyarakat sudah terbiasa memilih pemimpin. Kalau di jaman pasca kemerdekaan saja, masyarakat sudah dewasa, apalagi sekarang dong. Mungkin yang paling bertanggung jawab adalah reformasi. Ia sukses besar melepas belenggu represi puluhan tahun yang terlanjur, mungkin nggak sengaja, menjerumuskan bangsa menjadi bangsa penakut kekanak-kanakan yang cuma bisa nyanyi koor yang sama.

Sekarang tidak lagi. Buktinya di RW 1 RT 6 Pengasinan. Perkampungan yang didominasi pemukim betawi yang agak tersingkir dari pusat kota yang elitis. Saya melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana seorang kakek-kakek mencoba membuka surat suara, mencentang atau mencontreng, dan kemudian melipatnya lagi. Kalau anak muda rata-rata menghabiskan 3 sampai 5 menit di bilik suara, beliau bisa sampai setengah jam. Seorang anak muda yang agak kurang di lingkungan itu juga perlu menghabiskan waktu setengah jam atau lebih di bilik yang sangat sempit dibandingkan surat suara yang terlihat lebih lebar dari koran nasional.

Kesulitan-kesulitan - gara-gara sistem pemilu - yang dialami di TPS seperti di atas dengan santai aja diserap dengan tertawa bersama. Yang bikin salut adalah kemauan kerja sama dan toleransi yang tinggi. Oh, alangkah mudahnya memimpin masyarakat hebat seperti ini! Kalau pemimpin nyatanya gagal atau setidaknya mengalami banyak kesulitan ketika duduk di kursi yang tinggi itu, mungkin sekali mereka harus mulai sadar. Mungkin ada pemimpin lain yang lebih pantas! Ini juga tertuju buat KPU!

Hasil pemilu? Ah, sudah banyak yang memberitakan. Setidaknya, perkiraan saya di artikel yang lalu, Detik Menuju Pemilu, cukup akurat. Baik perkiraan lima besar, maupun fenomena Gerindra dan Hanura. Di RW tempat saya tinggal, RW 6, PKS dan Demokrat berada di puncak. Bergeser dikit ke perkampungan, tokoh lokal dari Hanura, Bpk Winoto, mencetak skor individual yang luar biasa. Saya nggak tahu seberapa merata pencapaian beliau. Yang jelas di RW 1 itu, ia menunjukkan pengaruhnya. Demokrat dan PKS juga di RW 1 ini menunjukkan kelasnya.

Foto-fotonya? Besok aja yah. Udah malem. Selamat kepada Bangsa Indonesia yang kembali mendemonstrasikan diri sebagai bangsa demokratis yang besar!

Baca artikel politik terkait:
Detik Menuju Pemilu
Kampanye Sehat

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed