Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Rabu, 15 April 2009

Politik dan Kehidupan

Udah bosen bicara politik? Kalau gitu, mari bicara kehidupan aja. Dikisahkan seorang tua yang hidup merana dari pekerjaannya sebagai tukang sampah. Beberapa hari sekali, ia lewat di depan rumah kami untuk membersihkan kotak sampah kami dan tetangga-tetangga. Sesekali ia ditugasi sebagai hansip jika ada kenduri di rumah warga. Si bapak tua, namanya Saman, sudah lama tergantikan perannya oleh tukang sampah yang lebih muda. Ia balik kampung. Herannya, keponakan beliau, yang juga berprofesi sama nggak lama kemudian tergantikan juga.

Saya nggak tahu persis bagaimana kisah beliau selanjutnya. Rumor yang beredar adalah sejak pergantian pengurus RW, petugas-petugas keamanan dan kebersihan juga berganti. Apa hubungannya? Nggak ada kali. Mungkin cuma kebetulan. Mungkin juga pengurus baru berpikir perlu adanya peremajaan. Wah, hebat! Posisi petugas kebersihan pun perlu peremajaan. Yang jelas, kehidupan Pak Saman memberi pelajaran buat saya: figur penguasa di level terendah sekalipun memberi dampak. Bisa baik, bisa buruk! Bisa baik untuk satu pihak, tapi buruk untuk pihak lain. Sebuah pareto katanya.

Di tataran filosofis, dapat dikatakan kepemimpinan merupakan masalah besar. Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Kenapa mesti begitu? Ya itu tadi, figur pemimpin memberi dampak. Semakin besar skala kepemimpinannya, semakin besar dampaknya. Kata-kata seorang presiden AS bisa bikin sengsara ribuan atau ratusan ribu orang atau bahkan jutaan karena perang yang dikobarkannya. Keputusan kongres AS bisa bikin sejumlah yang sama di belahan bumi lain nggak bisa tidur nyenyak.

Itulah kehidupan! Bosen bicara kehidupan? Mungkin. Bosen hidup? Mungkin juga! Di atas itu semua, harapan bisa mengobati kebosanan. Sedihnya, harapan itu justru dikubur pihak tertentu. Mudah-mudahan nggak banyak.

Setelah penghitungan suara pemilu 2009 mengindikasikan perolehan yang rendah, alih-alih mawas diri dan melakukan koreksi, beberapa caleg menempuh jalan putus harapan. Kemudian, fenomena putus harapan di level pemimpin ini dilihat akar rumput yang kemudian sebagian tertular virus yang sama. Bosen lihat orang bosen! Apatis melihat orang apatis! Putus asa melihat orang putus asa!

Bosen bicara politik? Bosen bicara kehidupan? Bosen hidup? Saatnya sadar, we can make a difference. That is true!

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed