Memang bahasa ibu kita bukan Bahasa Inggris, bahkan di sekolah pengajarannya nggak kelihatan serius. Jangan tanya deh semasa saya SMP dan SMA dulu, gimana konyolnya cara saya berbahasa Inggris, apalagi dalam percakapan. Alhamdulillah, setelah mendapat banyak kesempatan belajar, akhirnya lumayan juga, not perfect though.
Di masa internet ini, kekonyolan berbahasa Inggris masih sering terjadi bahkan di ruang publik. Beberapa tahun lalu, pendatang yang ngerti hanya bisa geli dalam hati disambut dengan kata-kata WELCOME IN BANDUNG. Masih terkait dengan Jawa Barat, baru-baru ini saya dapat email lucu yang berisi gambar berikut. Emangnya Kepala Polisi Cianjur dan Bupatinya nggak tahu kalau HIDE DRUG justru berarti sebaliknya dari pesan yang ingin disampaikan. Kenapa nggak pake yang sudah umum saja? SAY NO TO DRUGS.
Yang selanjutnya ini agak mending, tapi karena saya melihatnya hampir setiap hari, nggak tahan juga untuk tidak menulis dikit mengenainya. Tahukah Anda apa masalahnya dengan poster, an ad iteself, di KRL Ekspres AC tujuan Bekasi ini: Train...!!! The best way to advertise your adds? Kira-kira direktur atau penanggung jawab masalah ini di PT Kereta Api tahu nggak? Emang masalah kecil dan subtle... tapi tiap hari sih ngelihatnya, jadi risih juga. Apalagi dugaan saya KRL yang lainnya, ke Bogor, Depok, Bojong Gede, Serpong, begitu juga.
Pelajaran moral yang dapat saya petik, mungkin Anda juga, dari sini adalah (1) pastikan penguasaan Bahasa Inggris kita sudah bagus atau (2) pastikan orang yang kita tugasi untuk membuat poster-poster dalam Bahasa Inggris bener-bener jago.
*Ad adalah singkatan dari Advertisement yang berarti Iklan
Jumat, 22 Februari 2008
Don't Don't I Wrong
Label:
bahasa-matematika
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
addthis
Kategori
- bahasa-matematika (23)
- demokrasi-politik (51)
- ekonomi-bisnis (71)
- lebih personal (42)
- manajemen (111)
- nilai-nilai (137)
- review buku (68)
- sistem informasi (37)
1 komentar:
Assalamu'alaykum,
Setahu saya, sebelum dipajang atau diedarkan ke masyarakat, sebuah poster, billboard, atau selebaran apapun, seharusnya dites dulu ke beberapa responden untuk mengetahui apakah pesan yang ingin disampaikan sama dengan persepsi masyarakat. Jika sudah sama, maka poster dsn billboard sudah dapat dipajang di ruang publik. Responden dipilih dari kalangan masyarakat yang dituju oleh pesan itu.
Saya rasa hal ini belum biasa dilakukan disini. Maklum kita ini sukanya dadakan atau terburu buru.
Hasilnya itu. Yang dituju orang Indonesia, pesannya Bahasa Inggris. Salah lagi. Ingat Sumpah Pemuda: ..... menjunjung tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.
Wass.: SM
Posting Komentar