Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Selasa, 18 Maret 2008

Dukunglah Perjuangan Reformasi

Mengapa reformasi terasa jalan di tempat? Sebenarnya saya pribadi menilai tidak demikian. Banyak hasil reformasi yang sudah dirasakan masyarakat. Hanya saja, karena persoalan sudah terlanjur banyak, ditambah lagi pertumbuhannya melaju cepat, usaha perbaikan menjadi tidak terasa atau minimal kurang terasa bagi masyarakat banyak. Kasian deh lo? O, jangan begitu...

Kondisi di atas tentunya perlu disikapi oleh siapa saja yang mengaku aktivis yang memperjuangkan perbaikan dalam masyarakat. Menurut ilustrasi di atas, upaya perbaikan harus dilakukan dengan kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan tumbuhnya masalah. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana caranya. Bagaimana orang-orang biasa seperti kita-kita ini menyumbang kepada reformasi? Karena memang lingkaran pengaruh kita sangat terbatas, kecuali kalau Anda pembaca blog ini adalah presiden atau orang dekatnya saya kira tulisan ini bukan untuk Anda, tips yang akan dituliskan di sini sifatnya ringan-ringan saja.

Pertama, jangan coba-coba mengubah dunia. Memang ini kedengarannya basi dan klise. Tapi saya rasa Anda sepakat dengan saya: mulailah dengan memperbaiki diri sendiri. Kemudian perbaikilah keluarga. Kalau di tahap ini ada masalah, jangan nekat dulu mengubah tetangga dan lingkungan. Kalau diteruskan upaya yang dimulai dari diri sendiri ini, mudah-mudahan kita pada akhirnya mengubah dunia. Kalaupun tidak, minimal kita tidak menambah laju lahirnya masalah. Kalau versi Ustadz Bandung, pesannya begini: mulailah dari yang kecil, dari diri sendiri, dan saat ini juga -- salam, Aa'.

Kedua, milikilah keyakinan, atau kalau keyakinan belum optimal, bangunlah ia. Dalam agama manapun, ada tuntutan berbuat baik dan itu diganjar pahala. Sebaliknya, perbuatan jahat dan curang diganjar dengan balasan setimpal. Yakinlah dengan ini. Bagaimana dengan orang tak beragama? Kita hanya dapat mengharapkan kebaikan hatinya yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta, karena fitrah manusia pasti menyukai yang baik-baik dan rindu pada kemuliaan. Kita dapat mengharapkan keyakinannya bahwa perbuatan baik yang dilakukannya berdampak positif untuk masyarakat dan itu cukup untuk membuatnya bahagia. Bagaimana kalau tak beragama, tak bertuhan, dan gemar membuat kerusakan? Saya harap tidak ada di antara kita yang seperti itu. Kalau iya, gimana? Singkat saja: kembalilah ke jalan yang benar, kawan.

Ketiga, lakukanlah perbaikan dengan sistematis dan bersama-sama. Ini juga menyiratkan upaya yang terorganisasi dengan baik. Saya tidak menyarankan Anda membentuk gerakan clandestine, bawah tanah yang beroperasi seperti dalam film Dark Justice. Bukan seperti itu. Saat ini, dunia demikian transparan dan mengecil. Gerakan-gerakan rahasia, baik atau jahat, dengan sendirinya akan terungkap. Yang saya maksud adalah kita perlu membuat jaringan kebaikan dengan siapa saja, masing-masing sebagai mitra. Memang struktur command and control kadang tidak dapat dihindari, tapi minimal model kerja seperti itu dapat dikurangi dengan adanya kemitraan yang lebih sejajar. Lalu, apa gunanya bergabung dalam jaringan seperti itu? Banyak! Salah satunya adalah kita akan berada dalam lingkungan kondusif yang saling mengingatkan. Satu syarat keberhasilan jaringan kebaikan seperti ini adalah partisipasi sukarela, bukan paksaan. Keikutsertaan tersebut harus datang dari pemahaman dan akhirnya keyakinan akan kemuliaan reformasi. Bergabung saja sudah membuat kita mendapat nilai lebih dari yang lain-lain. Mau bukti? Coba aja datang ke dunia maya, tapi tidak usah berinteraksi dengan siapa-siapa. Bandingkan dengan orang yang mengikuti forum, milis, blog interaktif, dan lain-lain. Terbukti kan, pasti beda.

Keempat, dan yang terakhir, observasilah forum-forum atau kelompok-kelompok yang ada. Pengelompokan adalah sifat naluriah manusia, jadi nggak mungkin dihindari. Namun perlu dipastikan, jangan sampai salah masuk. Jangan-jangan jaringan yang Anda pilih justru anti reformasi. Apa kriterianya? Nah, di sini persoalannya. Saya sendiri perlu merenung untuk menulis mengenai ini. Dan nanti kalau dituliskan, artikel ini jadi berat dong bobotnya. Untuk menghindarinya, ya saya harap Anda cukup puas dengan pesan singkat. Bergabunglah dengan jaringan yang paling cocok dengan nilai-nilai Anda sendiri (seperjuangan gitu loh). Maksudnya nilai-nilai kebaikan lho, bukan nilai-nilai mesum, curang, menggunting dalam lipatan, munafik, dll.

Ayo terus berharap, nggak perlu putus asa. Tuhan tahu yang terbaik untuk kita. Insya Allah kita bisa memahami hakikat masalah ini. Amin.

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed