Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Kamis, 08 Mei 2008

Berpikir Lateral

Sejak lama saya mengenal Edward de Bono sebagai penulis yang berhubungan dengan berpikir. Bukunya yang pertama saya lihat adalah Berpikir Praktis, soalnya Ayahanda saya membaca buku itu waktu saya masih sekolah. Saya jadi lebih tertarik lagi ketika salah seorang senior saya yang aktif di Salman, Munawar Cholil, sering membawa-bawa buku yang sama. Pelajaran pertama yang saya ambil dari buku tersebut adalah bahwa berpikir merupakan suatu keahlian. Diibaratkan berpikir itu seperti mengemudi, sementara kecerdasan seperti mesin mobilnya. Mobil dengan power yang hebat hanya akan membahayakan pengemudinya dan orang-orang lain jika keahlian si pengemudi buruk. Mengikuti pola yang sama, otak yang encer akan berbahaya bila keterampilan orangnya dalam berpikir buruk.

Tak lama kemudian saya mengenal buku-buku de Bono yang lain, seperti Berpikir Lateral, Enam Topi Berpikir, dan Mekanisme Berpikir (yang saya punya versi aslinya Mechanism of Mind). Berpikir Lateral mungkin buku yang paling saya sukai di antara buku-buku de Bono. Inti pelajaran yang saya ambil adalah bahwa mengikuti logika tidak selamanya baik. Justru pada kondisi tertentu, menolak logika akan lebih bermanfaat. Apa artinya? Di samping berpikir dengan logika yang cenderung mendalam, manusia sering dan ada kalanya harus berpikir secara lateral, menyamping, bukan mendalam ke dalam. Saya pribadi memelesetkannya menjadi berpikir menyimpang, hehehe. Memang ada benernya juga karena dengan cara ini orang menolak kemapanan berpikir yang kadang menyebabkan jumud, mentok. Dengan menjungkirbalikkan fakta, asumsi, dan pola sebelumnya, kebuntuan berpikir dapat cair kembali. Tiba-tiba solusi sudah di depan mata.

Edward de Bono menggunakan perumpamaan ayam yang pandangannya tajam sebagai berpikir menurut logika dan ayam yang pandangannya rabun sebagai berpikir lateral. Orang naif dapat juga dimisalkan sebagai ayam yang rabun. Kasusnya dibuat menarik oleh de Bono ketika ayam yang matanya tajam dan ayam yang rabun hendak mengambil biji-bijian di muka mereka tapi terhalang pembatas kaca. Ayam dengan pandangan tajam serta merta berusaha mematuk biji-bijian tapi selalu gagal terhalang kaca. Semakin berusaha, ia semakin frustasi. Buntu! Ayam rabun seperti tidak peduli dengan biji-bijian di depan paruhnya. Yang satu ini malah main-main keluyuran kesana kemari. Akhirnya nggak sengaja nemu makanannya, sementara rivalnya masih sibuk mematuk kaca di hadapan.

Analogi ayam rabun di atas mungkin tidak mencerminkan realitas sesungguhnya, tapi cukup mengena untuk menjelaskan apa sebenarnya berpikir lateral itu. Minimal buat saya pribadi. Selanjutnya, de Bono menciptakan teknik-teknik berpikir lateral. Salah satunya kata Po, between Yes and No (ada buku tersendiri khusus ditulisnya mengenai kata Po). Dengan menggunakan kata Po, seseorang dipaksa menunda untuk menerima (Yes) atau menolak (No) suatu pernyataan. Kalau mau melakukan provokasi kreatif, Anda dapat mengatakan, 'Po, kotoran bisa dimakan.' Di titik ini saya tidak diperkenankan menolak pernyataan ini. Dengan meneruskan logika serampangan ala out of the box hasil provokasi tersebut, kita dapat muncul dengan ide luar biasa.

Diam-diam saya sering menggunakan teknik ini, juga teknik yang lain. Salah satu yang sering juga saya gunakan adalah jump to conclusion (dalam hati saya tahu kesimpulan saya lemah). Kemudian saya mencari jalan untuk membenarkan kesimpulan tersebut sehingga akhirnya kesimpulan asal-asalan yang saya buat memang menjadi benar atau saya kemudian merevisinya dan keluar dengan kesimpulan lain yang berguna. Perumpamaan yang digunakan oleh de Bono untuk teknik ini adalah 'lebih mudah mencari jalan ke suatu tempat dari rumah kita jika kita didrop di tujuan tersebut kemudian mencari jalan pulang, bukan mencari dari rumah' yang sepintas nggak bisa diterima. Tapi kalau Anda mau berpetualang sedikit, didrop di manapun Anda senang karena akan selalu menemukan jalan baru.

Masih banyak lagi teknik dan ilustrasi yang dijelaskan dalam buku Berpikir Lateral dan buku-buku de Bono lainnya. Kenapa nggak Anda coba baca (kalau belum)?

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Unquestionably believe that which you stated. Your favorite justification seemed to be on the net the easiest thing to be aware of. I say to you, I definitely get annoyed while people think about worries that they plainly don't know about. You managed to hit the nail upon the top and also defined out the whole thing without having side effect , people could take a signal. Will probably be back to get more. Thanks

addthis

Live Traffic Feed