Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Senin, 21 Juli 2008

Cerita buat Balita - Our Iceberg is Melting 4

Beberapa kali saya menawarkan ke Hanif untuk melanjutkan dongeng pingguin, tapi masih belum terlaksana. Ketika Louis dan timnya sibuk mencari solusi atas permasalahan kemungkinan hancurnya tempat tinggal mereka, Hanif sudah punya solusi. Solusi anak kecil. Mungkin itu sebabnya minatnya agak berkurang. Seandainya nanti minatnya muncul lagi dan saya punya kesempatan, tentu akan saya ceritakan terusan dongeng ini ke Hanif dan Ahmad. Ngomong-ngomong apa sih solusinya?

Sambil berbisik, Hanif mengatakan dia tahu apa solusinya (kata solusi ini saya jelaskan agak lama supaya dia ngerti - Y Pan). Buat aja gunung es baru! Wah hebat saya bilang. Namun, bagaimana solusi sesungguhnya yang ditemukan Louis dan tim? Idenya bermula dari burung camar yang melayang-layang dan kemudian hinggap di gunung es. Fred yang pertama kali menangkap kejadian yang nggak biasa ini. Dia melapor ke tim. Berlima mereka mendekati si camar. Buddy disuruh maju untuk menyapa. Akhirnya mereka ngobrol banyak. Ternyata kawanan camar selalu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Apakah mengembara solusinya? Kan pingguin itu sudah sejak lama tinggal di gunung es yang mereka tempati sekarang. Dinding-dindingnya melindungi koloni dari hembusan kencang anging dingin. Mereka akan bersyukur banget ketika ada badai. Tempat tinggal mereka sangat ideal untuk berlindung. Bukan itu saja tapi. Gunung es mereka juga berada di kawasan yang ikannya berlimpah. Lalu bagaimana mungkin ide pindahan bisa masuk akal? Tepatnya masuk perasaan? Bagaimana mungkin menyampaikan solusi ini ke kawanan yang sudah sangat nyaman dengan kondisi saat ini.

Dalam kondisi tak menentu, No-No seperti kelihatan di mana-mana. Selalu saja sentimen negatif dari kubunya terdengar nyaring. Tim yang dipimpin Louis memutuskan untuk menjaga perasaan mendesak dan krisis yang sudah mulai disadari. Untuk itu, dibuatlah pahatan-pahatan di berbagai dinding es yang ada. Pesannya kurang lebih mengingatkan bahwa gunung es mereka berpotensi hancur dalam waktu dekat dan seperti kawanan camar mereka harus mencari rumah baru. Pesan-pesan itu ada di mana-mana, mungkin untuk mengimbangi No-No dan gengnya.

Selain berkampanye, tim lima - Louis, Alice, Fred, Profesor, dan Buddy - mulai mencari para sukarelawan untuk mencari rumah baru. Para sukarelawan ini akan bertugas seperti burung camar yang pernah diskusi sama mereka. Dicari yang muda-muda tentu. Dan kuat untuk menjelajahi medan yang berat dan luas. Masalah lainnya adalah bahwa para pingguin pencari itu tidak dapat melaksanakan tugas mereka sehari-hari seperti biasa. Tugas mereka yang terpaksa ditinggalkan adalah mencari ikan untuk mereka dan keluarga. Sebelumnya, belum pernah ada pingguin yang memberi makan pingguin lain, kecuali kepada anak-anaknya saja.

Situasi makin penuh tantangan. No-No tambah nyaring, sementara pingguin-pingguin yang semula mendukung reformasi mulai ragu. Bahkan guru-guru TK secara nggak sengaja menyebarkan ketakutan kepada pingguin-pingguin balita. Para balita itu sering bermimpi buruk. Lebih parah lagi, beberapa sukarelawan malah menyerah karena tekanan lingkungan. Bisa dari peer. Bisa dari pasangan. Untuk menjawab tantangan-tantangan ini, tim menugaskan Profesor untuk terus menguntit No-No kemana perginya. Beliau mempertanyakan terus pendapat No-No, hingga yang bersangkutan kewalahan.

Upaya lain yang dilakukan adalah berdiskusi dengan para guru TK untuk mengetahui penyebab wabah mimpi buruk. Setelah diketahui bahwa ada pesan tertentu yang nggak sengaja menciptakan perasaan negatif, tim bersama para guru merancang program yang mendorong sikap positif. Diharapkan justru para balita yang berasa positif dapat menularkannya ke para orangtua. Bahkan dikesankan di TK bahwa para balita dapat membantu menanggulangi krisis. Diadakan bazar di mana para orangtua harus menyetor beberapa ikan sebagai tiketnya. Ikan-ikan yang terkumpul digunakan untuk memberi makan para sukarelawan yang ada di tim pencari rumah baru.

Yang baru lainnya adalah pemberian penghargaan kepada para pahlawan. Anggota tim pencari rumah baru yang kembali dari perjalanan pencarian panjang disambut meriah dan dikalungi medali-medali sebagai tanda pahlawan, selain disuguhi ikan-ikan yang lezat. Situasi kembali berbalik. No-No hampir nggak ditemukan lagi di mana-mana. Wabah mimpi buruk berhenti. Para sukarelawan kembali semangat, bahkan lebih semangat dari sebelum-sebelumnya. Para orangtua mau berkorban untuk memberi makan para pingguin sukarelawan pencari gunung es baru. Guru dan murid TK senang bisa membantu, sekecil apapun.

Nah, selanjutnya gimana? Episode terakhir dapat Anda ikuti pada artikel berikutnya deh.

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed