Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Sabtu, 23 Agustus 2008

Persiapan Ramadhan


Mengapa sih harus ada persiapan? Karena pentingnya bulan Ramadhan. Ramadhan adalah media mencapai taqwa dan kemudian kemuliaan di hadapan Allah. Seandainya ummat tahu betul semua fadhilah bulan Ramadhan, maka niscaya ummat menginginkan semua bulan adalah Ramadhan. Artikel ini saya tulis berdasarkan ceramah tarhib (menyambut) Ramadhan yang saya ikuti semalam di Masjid At-Taqwa, Taman Narogong, Rawalumbu, Bekasi.

Ada empat persiapan yang perlu kita lakukan. Pertama, persiapan mental. Bahkan Rasulullah telah mempersiapkan diri sejak awal bulan Rajab, dengan do'a: Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Ramadhan, dan sampaikanlah kami ke Ramadhan. Selain mengungkap keistimewaan Ramadhan, do'a ini juga mengandung makna bahwa di luar Ramadhan seorang muslim tetap harus mengisinya dengan pengabdian kepada Allah.

Kedua, persiapan spiritual. Di bulan Sya'ban, Rasulullah memperbanyak puasa dan mengingatkan istri-istrinya untuk membayar hutang puasanya dan memperbanyak kebajikan. Seorang sahabat bertanya (mungkin malah mempertanyakan) atas perhatian Rasul yang sangat istimewa pada bulan Sya'ban. Sya'ban sering diabaikan (bulan kejepit) padahal kebajikan yang dilakukan di bulan Sya'ban sangat bernilai di sisi Allah. Demikian penjelasan Rasul. Di sinilah pemanasan spiritual dilakukan untuk menyambut Ramadhan.

Ketiga, persiapan fisik. Rasulullah sering bersiwak menjelang Ramadhan sehingga ketika memasuki Ramadhan kondisi mulut prima. Rasulullah melakukan bekam (check up) agar ibadah puasa berjalan lancar. Selain itu, upayakan diri tetap semangat. Jangan lesu. Jangan sakit-sakitan. Kumis, rambut, pakaian, dll dirapikan. Aspek fisik lainnya adalah prasarana pendukung. Masjid dan sajadah dibersihkan dan dirapikan. Rumah juga demikian. Dihiasi. Mushaf disiapkan. Dst. Harapannya ibadah Ramadhan dapat dilakukan dalam keadaan yang nyaman.

Keempat, persiapan ilmu. Tanpa ilmu, amal ibadah dapat berisiko salah, tidak sah, tidak dikabulkan, atau kalaupun sah, kualitasnya rendah. Serendah-rendah kualitas puasa adalah sebatas mendapat lapar dan dahaga. Nilainya NOL. Memang ilmu harus mendahului amal. Yang dimaksud adalah ilmu yang diinternalisasi atau ilmu yang diamalkan. Kalau saja puasa yang dilakukan dapat mencapai tingkat melebur dosa, tentu puasa ybs memiliki kualitas yang luar biasa.



Barangsiapa puasa Ramadhan dengan imanan wa (i)htisaban (dengan yakin dan semangat untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya serta dengan rakusnya mengharapkan dan mencari-cari ridho dan pahala-pahala dari Allah) maka akan diampunkan Allah dosa-dosanya yang lalu. Amal ibadah orang yang demikian benar-benar terjaga kualitasnya. Baca qur'an dengan tartil. Shalat jamaah di masjid di awal waktu. Shalat malam khusu'. Shadaqah yang dilakukan banyak dan seikhlas mungkin. Bahkan wudhu dilakukannya sesempurna mungkin.

Ayo, bersikap positiflah, tidak hanya melakukan amal seadanya atau minimal atau asal memenuhi syarat. Barangsiapa puasa Ramadhan dan mengetahui batasan-batasannya (mana yang bener, mana yang nggak) dan bener-bener menjaga apa yang harus dijaga (pikiran, emosi, lisan, pandangan, pendengaran, dll), maka dihapuslah dosanya. Maknanya sebagian adalah tidak punya pikiran jorok apalagi mengeluarkannya dengan ngomong jorok, tidak blo'on, tidak mudah marah. Mudah-mudahan Ramadhan kita kali ini lebih baik dari yang lalu-lalu. Lebih banyak dapet berkah. Amin.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Setelah membaca secara cepat. saya menemukan sebuah kata yang powerful, bahwa ilmu sangat penting, namun bukan sembarang ilmu, tapi ilmu yang diamalkan.

Salam SBG

Anonim mengatakan...

Dalam memasuki bulan suci Ramadhan kali ini, semoga saja kita tidak melakukan pengeluaran yang tidak perlu karena biasanya justru pada bulan Ramadhan tingkat inflasi menjadi lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Hemat saya seharusnya angka inflasi menjadi lebih kecil karena kita semua belajar untuk menahan hawa nafsu...bukan sebaliknya untuk melakukan pengeluaran yang tidak biasanya demi berbuka dengan es campur, kolak pisang, nasi padang dan makanan pemuas nafsu lainnya serta keharusan membeli baju baru demi sebuah tradisi....
Wassalam,
RPT @ BSD.

Agus Firmansyah mengatakan...

Akhi Aan, terimakasih posting persiapan Ramadhan nya. Jadi inget lirik lagu Tombo Ati...

Tombo Ati iku limo perkorone
Kaping pisan moco Qur’an lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe


Jazakallahu,
AFirmans

addthis

Live Traffic Feed