Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Minggu, 13 April 2008

Hasil Penghitungan Suara PilGub Jabar

Saya tadi pagi memang berniat untuk datang ke Kantor Kelurahan Pengasinan. Maksudnya ingin tahu rekap hasil penghitungan suara di wilayah ini. Tapi setelah melihat hasil quickcount di TV oleh beberapa lembaga, niat ini saya urungkan saja. LSI dan beberapa lembaga lain yang mempublikasikan hasil quickcount konsisten menobatkan pasangan nomor urut 3, dikenal dengan HADE, sebagai pemenang. Memang hasil akhir masih harus menunggu publikasi KPU Jawa Barat, tapi penghitungan cepat yang selama ini dilakukan, terutama oleh Lembaga Survei Indonesia, selalu akurat dalam memberikan prediksi hasil akhir.




Mengapa HADE bisa menang? Ini mungkin pertanyaan pertama yang menarik diajukan. Tanpa mengecilkan yang lain seperti Ahmad Heryawan sendiri dan PAN, menurut hemat saya PKS dan Dede Yusuf merupakan dua faktor yang menentukan. PKS yang mengikuti pilkada-pilkada satu tahun terakhir konsisten mendapatkan perolehan suara sekitar 40 persen. Kekalahan jago PKS terjadi di daerah-daerah yang PDIP dan PG bersatu bersama banyak parpol lainnya. Tidak terjadinya sinergi antara PDIP dan PG pada pilkada kali ini membantu HADE mencapai hasil seperti ini. Dede Yusuf, selanjutnya, merupakan tokoh yang paling banyak dibicarakan di TPS 4 RW 1, Pengasinan. Walaupun tidak semuanya, kebanyakan warga lebih mengenal Dede Bodrex daripada mantan jenderal sekalipun. Hasil ini juga konsisten dengan hasil Pilkada Tangerang yang diikuti Si Doel. Marissa Haque mungkin kurang beruntung saja, selain karena kekuatan Ratu Atut sudah sangat mengakar di Banten. Perlu dicatat, pasangan HADE adalah pasangan termuda. Keduanya kelahiran tahun 1966. Kalau benar HADE menang berdasarkan hasil resmi KPU, mudah-mudahan kepemimpinan mereka dapat menjadi test case bahwa yang muda boleh bicara, layak dapat kesempatan, dan terlebih lagi mampu memimpin.

Pertanyaan kedua yang menarik untuk diajukan adalah bagaimana tingkat partisipasi warga (lihat artikel sebelum ini Hari Pencoblosan Pilkada Jabar dan Hasil Polling Gubernur Jabar dan artikel di bulan Januari mengenai Pilkada Bekasi, yaitu Seberapa Cepat? dan Beberapa Foto Hari Pencoblosan). Saya tidak tahu kondisi keseluruhan. Di satu TPS yang saya amati, warga yang memberikan suara berjumlah 215 dari jumlah yang berhak sebanyak 371. Hm... sekitar 58 persen. DANI mendapat 23 suara, AMAN 75, HADE 112, dan tidak sah 5. Tingkat partisipasi yang kurang dari 60 persen di TPS ini konsisten dengan partisipasi Pilkada Kota Bekasi secara umum. Agak berbeda, ternyata menurut panitia di TPS 4 RW 1 ini jauh menurun dibandingkan ketika Pilkada Kota Bekasi, lantaran pada Pilkada Kota Bekasi tempo hari warga RW 1 kenal sekali dengan Pak Kamal, kerabat mereka yang menjadi salah satu kontestan berpasangan dengan Syaikhu.

Akhirnya, catatan buat dua partai besar PDIP dan Partai Golkar adalah bahwa hasil-hasil pilkada satu dua tahun terakhir ini secara konsisten menunjukkan keberpihakan masyarakat dapat beralih ke partai yang relatif baru. Apakah PKS akan mendapatkan suara seperti di pilkada-pilkada tersebut pada Pemilu 2009? Rasanya nggak lah karena PKS tidak ikut di semua wilayah tingkat II dan tingkat I, tapi kalau 15 persen saja perolehan suaranya secara nasional di tahun 2009, peta politik selanjutnya akan berubah cukup signifikan. Apapun hasilnya, mudah-mudahan proses pembelajaran masyarakat Indonesia dalam berdemokrasi, dalam menyelesaikan perbedaan secara damai, senantiasa semakin baik. Untuk Indonesia yang lebih baik. Amin.

BANGKITLAH NEGERIKU...
BERJUANGLAH BANGSAKU...
HARAPAN ITU MASIH ADA!

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed