Berikut ini saya sampaikan pendapat (unedited) teman saya, Ridzky, yang baru-baru ini nonton film Ayat-ayat Cinta. Anda sudah baca novelnya? Sudah nonton filmnya? Siapa tahu Anda punya pendapat berbeda dengan Ridzky ini...
Dah nonton film Ayat-Ayat Cinta?
Wah, kecewa berat aku, seharusnya Kang Abik protes ke Punjabi cs itu…film ini benar-benar menghilangkan roh yang ada pada cerita novel-nya. Ketika merebahkan pantat ke kursi empuk 21, saya sudah punya firasat kalo film ini bakal mengecewakan... sedikit berbisik ke mantan pacar yang duduk disebelah. Beberapa cacat point yang saya catat seperti gini :
Emang sih saya akui beberapa adegan sempat membuat air mata tidak bisa tertahan, baca novelnya juga gitu. Kompas kemarin juga mengulas film ini. Baru tahu ternyata tidak jadi dibuat di Mesir...melainkan di India. Kang Abik pernah mengajukan syarat kalau novelnya mau di-film-kan, lokasi shooting harus di Mesir dan di lingkungan pesantren. Nah, karena katanya birokrasi yang sulit di Mesir sehingga tidak memperoleh izin, maka lokasi pindah ke India. Lho, kok bisa berubah gitu ya syaratnya. Dengan biaya sebesar Rp15 miliar, hasilnya gak kelihatan kalau biayanya sebesar itu. Weleh, produser cekak mau cari untung dari popularitas novel.....Saya yakin sang sutradara Mas Anung Bramantyo berada dalam tekanan produser...
Mohon maaf apabila kurang berkenan bagi yang belum nonton...
Wassalam,
Ridzky Prihadi Tjahyanto
Selasa, 04 Maret 2008
Ayat-ayat Cinta: Novel versus Film
Label:
nilai-nilai
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
addthis
Kategori
- bahasa-matematika (23)
- demokrasi-politik (51)
- ekonomi-bisnis (71)
- lebih personal (42)
- manajemen (111)
- nilai-nilai (137)
- review buku (68)
- sistem informasi (37)
6 komentar:
Saya juga kecewa berat. Ada beberapa poin request pengarang spt casting di pesantren dan lokasi di Mesir tidak dipenuhi produser. Akibatnya, pemainnya seperti yang dibilang Ridzky. Yang lebih menonjol juga sisi romantisme-nya dan bukan keshalehan Fahri. Satu lagi, masuk santri minum NU Green tea pakai tangan kiri dan sambil berdiri. Capek deh ....
aku udah baca si novel dari tahun 2004.. top abis... setiap doa yang dikutip sama pengarang dan bikin leher jadi tercekat... aku kasih stabillo warna ngejrenk plus ditempelin post it.... Baca novel itu bikin nangis bombay dech.. hehehe.. Tadinya aku mau nonton juga filmnya.. sebelum masuk 21 aku udah baca cerita singkatnya di beberapa media... kesimpulannya : aku gak akan nonton filmnya karna pasti jauh dibanding versi bukunya. Ternyata oh ternyata... bener adanya. he3x
Kecewa..? nggak juga tuh..he...Saya kebetulan tidak baca novel versi lengkap dari ayat-ayat cinta... tapi menurut saya film tersebut lumayan bagus untuk ditonton, bahkan dari beberapa orang yang nonton bersama saya setelah selesai mereka bilang..bagus banget ya, malah banyak mata yang saya lihat berkaca-kaca selepas nonton film tersebut (mungkin mereka belum baca novelnya kali ya..he..)....... menterjemahkan suatu karya novel lengkap dalam suatu film singkat dengan durasi + 2 jam menurut saya adalah tidak fair.. banyak contoh untuk kasus ini seperti film harry potter yang menurut banyak orang sangat beda jauh dari novel aslinya.. tapi saya pribadi melihat dibalik keterbatasan film tersebut, setidaknya pesan moral dalam film berupa kesederhanaan, kesabaran dan pembelajaran untuk ikhlas sudah tersampaikan oleh sang sutradara... salut deh buat film ayat-ayat cinta.....
Saya mungkin termasuk orang yang nggak kecewa ama film AAC..., aku juga udah baca tuh novelnya...bagus sih...tapi janganlah kita terlalu menuntut pengejawantahan novel lengkap dalam sebuah film... novel AAC mungkin kalo kita baca terus menerus baru akan selesai 2-3 hari .. kalo film?.. Ditengah dominasi film-film mistik dan percintaan kaum muda yang notabene meracuni intelektualitas dan kehidupan keagamaan kaum muda kita, film AAC sepertinya menjadi angin segar yang membawa pesan moral yang cukup baik untuk anak-anak muda sekarang... masalah ada kekurangan..?? itu saya kira biasa... sukses dech buat AAC...
reaksi nya berlebihan banget sih ama film ini sampe wapres segala ikut promosi..ok lah bukan karya yg jelek dari seorang pemuda bangsa tapi juga bukan karya yg berguna buat bangsa.
masih banyak problem umat Islam indonesia yg lebih besar dari sekedar seorang pemuda muslim yg digila gilai 4 cewe serta poligaminya ..
kalo memang pengarangnya lulusan Al. Azhar sayang sekali kalo dia cuma nulis novel pop cinta gini. kenapa dia ga nulis novel ttg kegagalan umat Islam indonesia ..kenapa negara mayoritas muslim tapi kemiskinan merajalela, korupsi, kebodohan, dll...apa yg bisa disumbangkan Islam utk kemajuan negara ini..
itu harusnya lebih penting dan harus dibangkitkan di pikiran umat Islam indonesia bukan khayalan ttg cinta ..salah salah pemuda pemuda pesantren jadi pada berkhayal bisa spt Fahri yg di perebutkan 4 cewe..bukannya bercita cita jadi pejuang spt nabi nya.
Terima kasih ya atas komentar-komentar. Saya pribadi mencoba berpikir positif. Da'wah adalah pekerjaan besar yang nggak mungkin dikerjakan sendirian, karena pasar dari da'wah memang sangat besar. Dalam ilmu manajemen dan marketing, pasar yang demikian besar itu didekati dengan segmentasi. Ada segmen yang bisa tersentuh dengan film itu dan insya Allah punya manfaat berganda (terus terang saya tidak termasuk dalam segmen ini walaupun nonton juga).
Segmen yang lain bisa disentuh dengan novelnya yang berisi tidak hanya cinta muda-mudi tapi cinta yang sangat agung, yang ditemukan Maria dalam mimpinya menjelang kematiannya. Selain itu, banyak nilai-nilai juga hukum dan ilmu Islam yang menurut hemat saya cukup berhasil disampaikan melalui novelnya. Karena dibuat dalam cerita novel, buat saya (terus terang mungkin saya termasuk dalam segmen ini) ayat-ayat yang disampaikan pengarang menjadi lebih mengena ke hati.
Segmen da'wah yang lain sama sekali tidak dapat disentuh lewat novel maupun filmnya. Nggak masalah, karena ustadz-ustadz banyak yang bekerja keras siang malam menggarap segmen ini. Mulai dari ceramah umum, ta'lim, sampai pembinaan yang lebih intens.
Jadi... mari sama-sama kita terus bekerja!
Posting Komentar