Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Sabtu, 26 Januari 2008

Contoh Kasus: Pilkada Kota Bekasi

Sampai detik ini ketika menuliskan posting ini, saya yakin para petarung di Pilkada Kota Bekasi masih giat mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi hari H pencoblosan besok, Minggu, 27 Januari 2008. Pihak lain yang juga sibuk adalah penyelenggaranya, mulai dari KPUD Kota Bekasi sampai KPPS di tiap-tiap RW. Masa tenang cukup terasa, walaupun tetap ada kampanye terselubung atau terbuka. Untungnya nggak terlalu esktensif.

Coba kita lihat kegiatan di level mikro, yaitu RW. Di RW tempat saya tinggal, ada dua TPS. Ketua dan anggota KPPS dari pagi tadi dan mungkin sampai sekarang sibuk menyiapkan TPS. Katanya akan ada penilaian TPS terbaik Sekota Bekasi. Tim Sukses pasangan-pasangan yang mengikuti pilkada ini sampai detik ini, saya yakin, masih sibuk. Mungkin masih ada yang mencari-cari orang yang mau menjadi saksi mewakili pasangan peserta. Untuk apa sih semua kerepotan ini?

Langsung menjawab pertanyaan di atas tapi dengan tetap bertahan di level RW, saya mengajukan pilkada ini sebagai suatu sistem informasi (lihat artikel Sistem Informasi... Apa Sih? yang membahas pengertian sederhana istilah sistem informasi). Tujuannya apa? Untuk mengetahui pemimpin kota yang paling mewakili aspirasi warga di RW 06 ini. Proses informasinya seperti apa? Pertama, pemilih akan memberikan input pilihannya ke sistem, dimulai dari bilik suara yang berada di TPS, dengan menggunakan paku untuk mencoblos. Segera setelah semua input masuk dari para pemilih akan berlangsung proses-proses berikutnya.

Proses-proses sebagaimana disebutkan di atas cukup rumit dan panjang, tapi intinya proses tersebut adalah penghitungan perolehan suara yang dilakukan panitia dan disaksikan oleh para saksi. Ini betul-betul suatu proses informasi yang disengaja (deliberate information process). Hasil penghitungan yang merupakan output dari proses informasi ini kemudian dilaporkan ke panitia pemilihan di tingkat yang lebih tinggi. Para saksi juga akan melapor ke Tim Sukses berapa perolehan suara jagoannya dan berapa buat lawan-lawannya.

Lho, koq sistem informasi demikian sederhananya, hanya masalah orang dan prosedur? Koq nggak ada teknologinya? Siapa bilang nggak ada. Sarana pendukung proses informasi tersebut dapat disebut sebagai solusi teknologi untuk sistem informasi ini, mulai dari bantalan untuk mencoblos, paku, kertas, pena, kotak suara yang terbuat dari logam, dan lain-lain. Yang agak keren adalah proses pelaporan yang dilakukan oleh para saksi ke Tim Sukses dengan menggunakan SMS. Bener... SMS, teknologi tepat guna untuk mempercepat pelaporan hasil proses informasi penghitungan suara. Cerdas! Hehehe, did I make my case well?

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed