Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Rabu, 18 Juni 2008

The Speed of Trust 1

Suatu kebersamaan dapat terjadi, terbina, dan bertahan karena beberapa faktor. Lihat artikel sebelumnya, Boleh Gabung Nggak? Salah satu yang mau diulas di sini adalah faktor kepercayaan. Ada hubungan positif yang dilandaskan pada kepercayaan. Sebaliknya, ada juga hubungan buruk karena tidak didasari kepercayaan. Ini suatu nilai universal yang insya Allah kita ketahui bersama. Hal yang sama juga ditulis oleh Stephen MR Covey dalam bukunya The Speed of Trust.

Nilai ekonomi dari kepercayaan digambarkan Covey dengan pernyataan berikut. Kepercayaan yang meningkat mengakibatkan kecepatan meningkat, sedangkan ongkos turun. Kepercayaan yang menurun mengakibatkan kecepatan menurun, sementara ongkos meningkat. Lihat juga artikel sebelumnya, Kecurangan Organisasi. Salah satu contoh dari buku Covey mengenai seorang penjual donat di NYC.

Ia mendapati calon pembeli nggak jadi belanja karena antrian yang panjang. Menurutnya ini disebabkan ia harus menghabiskan banyak waktu untuk memberikan kembalian. Dengan modal kepercayaan, ia yang tidak dibantu siapa-siapa, menyediakan kotak yang berisi uang kembalian, sehingga pembeli dapat mengambil sendiri kembaliannya. Selain pembeli yang bisa dilayani meningkat karena proses pelayanan lebih cepat, ternyata banyak pembeli justru memberi tip lebih banyak karena mereka suka dipercaya (mungkin ini perlu dicontoh, tapi hati-hati ya, lihat kondisinya - Y Pan).

Contoh lain adalah situasi setelah 911 (atau secara umum situasi perang - Y Pan). Dengan tingginya risiko keselamatan, proses pemeriksaan keamanan di bandara semakin ketat dan memakan waktu. Untuk itu, calon penumpang harus menyediakan waktu ekstra lebih banyak. Ini memperlambat proses dan juga artinya meningkatkan biaya. Seharusnya waktu bisa digunakan untuk hal yang lebih produktif. Mungkin masing-masing kita bisa mengemukakan contoh riil dari kehidupan ini. Ya nggak?

Menurut Covey yunior, ruang lingkup pergaulan yang dipengaruhi oleh kepercayaan (trust) dapat dipilah menjadi lima. The five waves. Gelombang pertama, dengan diri sendiri. Kedua, interaksi dengan orang lain. Ketiga, dalam organisasi atau kelompok. Keempat, di pasar. Kelima, yang terakhir di masyarakat secara umum. Covey yunior, sebagaimana ayahandanya, menyatakan pula adanya alur dari dalam keluar, inside out, mulai dari gelombang pertama hingga kelima.

Pokok permasalahan, sebagaimana logika inside out, ada pada diri. Bukan di luar. Intinya, agar kepercayaan terbangun, seseorang harus percaya pada dirinya sendiri: karakternya yang terdiri dari integritas (integrity) dan niat (intention) dan kompetensinya yang terdiri dari kemampuan (capability) dan hasil (result). Cara cepat untuk kehilangan kepercayaan adalah dengan melanggar karakter yang baik, misalnya dengan berbohong. Sebaliknya, cara cepat untuk meningkatkan kepercayaan, ketika karakter sudah baik, adalah dengan membuktikan kompetensi.

Apa artinya sebuah integritas? Ia lebih dari sekedar jujur. Bukan hanya mengatakan dengan sebenarnya apa yang kita lakukan, tapi juga melakukan apa yang kita katakan. Membuktikan! Kalau dalam Islam, ada ancaman bagi orang yang menyerukan kebaikan, tapi justru tidak melakukannya. Tapi karakter juga ditentukan oleh niat. Lagi-lagi dalam Islam dikatakan nilai suatu amal tergantung pada niatnya. Ikhlas tidak palsu. Lho, koq bawa-bawa Islam terus? Ya, begitulah karena yang saya tahu memang agama saya sendiri dan nilai-nilainya universal. Jadi... cocok dengan pernyataan Covey mengenai integritas dan niat, pembentuk karakter. Eh, jadi nyimpang.

Inti (core) kepercayaan berikutnya adalah kemampuan dan hasil. Seolah-olah di sini Covey ingin mengatakan omong kosong orang bisa dipercaya kalau tidak memiliki kemampuan. Contoh dari kehidupan kita aja: di kantor atasan pasti lebih percaya ke teman yang mampu dibandingkan yang nggak, dengan catatan karakternya OK. Bagaimana kita bisa percaya dengan tukang AC yang nggak beres-beres bikin AC dingin? Walaupun dia jujur banget. Sebagaimana dua sisi koin, mampu harus diiringi hasil, walaupun kita bisa saja mampu, tapi tidak memberikan hasil. Lihat artikel sebelumnya, Syarat Keberhasilan Individu.

Nah Covey yakin betul kepercayaan orang lain terhadap kita ditentukan oleh apa yang ada di dalam diri kita sendiri. Jangan salahin orang dong kalau kita nggak dipercaya. Kita sendiri yang bertanggung jawab. Kata Jim Collins, para bos hebat melihat cermin ketika ada masalah, bukan melihat keluar jendela untuk mencari orang yang salah. Balik ke buku The Speed of Trust, selanjutnya, Covey mengemukakan tiga belas perilaku yang mempengaruhi kepercayaan dalam suatu hubungan interpersonal di gelombang kedua.

Tunggu ya di artikel berikutnya.

Tidak ada komentar:

addthis

Live Traffic Feed