Hari-hari menjelang pencoblosan pilkada, Kota Bekasi semakin dihujani stiker, poster, spanduk, umbul-umbul, dan lain-lain. Kelihatannya masing-masing pasangan calon nggak mau ketinggalan dari saingannya, demi memberi kesan kehadirannya di setiap sudut kota. Salah satu spanduk yang menarik buat saya adalah "SUARA ANDA AKAN MERUBAH WAJAH BEKASI."
Sebetulnya ide yang hendak disampaikan cukup mengena, tetapi di sini saya tidak akan membahas mengenai pesan politiknya itu sendiri. Pesan politik tersebut biarlah tetap masuk menghujam ke hati calon-calon pemilih yang setuju dengan program yang ditawarkan dan percaya pasangan calon dimaksud memang akan efektif menjalankan program mereka.
Kali ini kita coba masuk ke wilayah bahasa sedikit, Bahasa Indonesia, bahasa yang kita cintai. Waktu masih di bangku sekolah, saya bukan seorang murid yang senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia. Jujur saja, pelajaran Bahasa Inggris lebih terasa menaikkan prestiseku, dan pada kenyataannya nilai Bahasa Inggris di raporku hampir selalu lebih baik dari nilai Bahasa Indonesia. Ini nggak berarti saya tidak cinta dengan bahasa ini... nggak begitu.
Suatu kali dalam salah satu tulisan yang kusetor ke guru, aku menggunakan kata MERUBAH, seperti kata yang ada di spanduk yang kita bicarakan di atas. Beliau menanyakan, "Apa kata dasarnya?" Menurut kaidah bahasa, awalan me- tidak mungkin berubah menjadi awalan mer- tapi bisa saja menjadi men-, meng-, meny-, atau tetap me- tergantung huruf pertama kata dasarnya. Contoh kalau kata dasarnya sapu, maka kata kerja berawalan me- menjadi menyapu. Kalau kata dasarnya kali, maka kata kerjanya menjadi mengalikan... bilangan misalnya.
Ada beberapa kata dasar yang menyebabkan awalan me- tetap digunakan tanpa perubahan (ngomong-ngomong, perubahan-perubahan bunyi berkaitan dengan imbuhan dalam Bahasa Indonesia kata orang asing yang belajar memang menyulitkan). Contohnya adalah lari yang menjadi melarikan. Demikian juga kata rubah, tentunya tidak mungkin menggunakan awalan men-, meng-, atau meny- tapi harus tetap me...rubah. Benar?
TET-TOT. Salah! Kalau kita lihat lagi, rubah merupakan kata dasar yang artinya seekor binatang seperti anjing dan serigala. Konsekuensinya merubah berarti menjadi rubah, tentu saja bukan begitu maksudnya. Menurut guruku tadi kata dasar yang dimaksud seharusnya adalah ubah sehingga harusnya menjadi mengubah. Memang kata bentukannya mungkin saja seolah-olah menjadi seperti rubah dalam kata ber...ubah, berubah. Sebagai tambahan saja, kata-kata bentukan lainnya dari kata dasar ubah antara lain ubahlah, perubahan, diubah, dan diubahkan.
Sebetulnya sebelum melakukan posting ini, saya sempat juga mencari dulu di internet untuk memastikan pendapatku ini benar, paling tidak ada orang yang memang mengatakan hal yang sama. Klik hasil pencarianku ini dengan keyword mengubah atau merubah.
Jumat, 18 Januari 2008
Merubah atau Mengubah
Label:
bahasa-matematika,
nilai-nilai
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
addthis
Kategori
- bahasa-matematika (23)
- demokrasi-politik (51)
- ekonomi-bisnis (71)
- lebih personal (42)
- manajemen (111)
- nilai-nilai (137)
- review buku (68)
- sistem informasi (37)
2 komentar:
Kalau yang benar 'mempengaruhi' atau 'memengaruhi' mas?
Hehehe, ini kontroversi yang sulit. Saya harus belajar dulu Mas. Tapi dugaan saya penyebab kontroversi adalah huruf pertama dari kata yang dibentuk.
Huruf "p" tersebut berasal dari kata dasar atau bukan. Kalau dari kata dasar, seperti paku, bentukannya menjadi memaku. Sebaliknya kalau huruf "p" tersebut berasal dari awalan -pe, misalnya perbaiki, bentukannya memperbaiki, dengan mempertahankan huruf "p".
Kalau kasusnya pengaruh, saya belum tahu. Ntar ya.
Posting Komentar