Copy and Paste

Anda bebas mengambil content blog ini, tapi mohon sebutkan alamat blog ini dalam tulisan Anda.

You are free to copy the content of my blog. However, please let your readers know my blog as your source.

Minggu, 20 Januari 2008

Kecurangan Pengelolaan Informasi

Curang atau tidak jujur dapat terjadi pada seluruh aspek kehidupan. Sebagaimana posting sebelumnya, Kecurangan Organisasi, curang dalam bentuk apapun memiliki konsekuensi biaya. Kasus Enron yang melibatkan perusahaan konsultan sehebat Anderson adalah salah satu contoh kecurangan yang sangat serius.

Kecurangan yang dilakukan oleh Enron sangat luas dimensinya, tapi yang akan kita diskusikan kali ini adalah dari aspek pengelolaan informasi. Sederhananya, Enron curang karena memberikan informasi, yaitu laporan keuangan, yang sangat tidak mencerminkan kondisi bisnis Enron yang sesungguhnya. Disebabkan shareholder Enron sangat luas dan penting-penting sekaligus untuk menghindari kejadian berulang, legislator AS merasa perlu melahirkan perundangan yang memaksa CEO bertanggung jawab atas pengelolaan informasi dalam perusahaan. Undang-undang dimaksud diberi nama sesuai pengusulnya, Sarbanes-Oxley, disingkat SOX.

Bila kita masuk ke tataran mikro dalam suatu organisasi, SOX menggarisbawahi pentingnya information stewardship, atau kepengurusan informasi. Setiap steward atau pengurus informasi di tiap level dengan demikian memiliki tanggung jawab yang melekat yang menempatkan kepentingannya sebagai individu pegawai di bawah kepentingan yang lebih besar. Larry English mengadopsi definisi stewardship dari Peter Block dan memperkenalkan definisi kepengurusan informasi (information stewardship) sebagai “the willingness to be accountable for a set of business information for the well-being of the larger organization by operating in service, rather than in control of those around us" yang kiranya bersifat universal. Karena universal, kepengurusan informasi menurut hemat saya dapat diterapkan di Indonesia, di organisasi-organisasi profit maupun non profit.

Memang selanjutnya untuk urusan penerapan, isu budaya dan ketidakmampuan atau kelumpuhan komunitas untuk berbenah membuat optimisme perlu diimbangi kesadaran atas realitas yang ada. Bahkan pesimisme bisa saja menjadi-jadi, apalagi mengingat kecepatan revolusi informasi yang menambah potensi melebarnya gap antara keharusan berbenah dengan kemampuan. Namun demikian, orang-orang yang peduli, punya kemampuan, dan memiliki strategi penularan, perlu senantiasa diamati, didukung, dan dikoreksi. Hanya dengan usaha sadar saja inisiatif dapat diambil. Selanjutnya, biarkan the wisdom of crowds memberikan penilaiannya dan kemudian individu atau badan yang berwenang mengambil keputusan.

Selama kecurangan informasi ditoleransi dengan sangat permisif, entah untuk berapa lama, ekonomi biaya tinggi baik di level organisasi maupun negara bangsa akan menyebabkan langkah ke depan tetap terseok-seok, sementara para pesaing telah melaju dan berlalu. Satu hal, terakhir, bahaya yang perlu diwaspadai adalah adanya kemungkinan timbul dan menguatnya ilusi perbaikan hanya karena adanya pengawasan yang 'efektif' padahal boleh jadi kasusnya sama seperti hubungan auditor Anderson dengan Enron.

18 komentar:

Anonim mengatakan...

Uji coba nih..

Y Pan mengatakan...

DeeDee, ujicoba berhasil. Terima kasih ya sudah mampir.

Anonim mengatakan...

Tesss...

Anonim mengatakan...

Good in topics, great in contents. I never thought you could write like this. COngrats!!! Keep it up....

Y Pan mengatakan...

Pak Indra, tes berhasil.

Kang nCep, thank you for visiting my blog. Hope everything OK there.

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Y Pan mengatakan...

really apologize. Comments with links yet not relevant to this blog's theme are deleted...

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...

[url=http://www.onlinecasinos.gd]online casino[/url], also known as accepted casinos or Internet casinos, are online versions of rare ("hunk and mortar") casinos. Online casinos concurrence gamblers to filch up and wager on casino games unconstrained the Internet.
Online casinos habitually submit on the patron found odds and payback percentages that are comparable to land-based casinos. Some online casinos contend higher payback percentages looking inasmuch as house side games, and some disclose payout ingredient audits on their websites. Assuming that the online casino is using an fittingly programmed non-specific coddle up generator, catalogue games like blackjack preoccupy an established distraction index edge. The payout jiffy as a replacement because of these games are established lifestyle the rules of the game.
Assorted online casinos sublease or induce stumble on their software from companies like Microgaming, Realtime Gaming, Playtech, Ecumenical Subterfuge Technology and CryptoLogic Inc.

addthis

Live Traffic Feed